SOLOPOS.COM - Karnaval Seni Budaya dan Pawai Ogoh-Ogoh di Kota Semarang, Minggu (27/3/2016). (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)

Agenda Budaya UKSW, yakni Indonesia International Culture Festival digelar selama sepekan dengan diawali pawai budaya yang digelar Sabtu ini.

Semarangpos.com, SALATIGA – Sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa dari berbagai etnis, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW), acap menggelar event budaya untuk menggambarkan keanekaragaman budaya para mahasiswanya. Salah satu event budaya yang rutin digelar tiap tahun adalah Indonesia International Culture Festival (IICF).

Acara yang digelar oleh Senat Mahasiswa Universitas (SMU) UKSW ini akan menampilkan sederet agenda budaya, mulai dari pawai budaya, kampung budaya dan culture festival hingga food festival. Acara ini akan digelar selama sepekan, mulai Sabtu-Jumat (16-22/4/2016).

Dalam rilisnya kepada Semarangpos.com, IICF 2016 yang mengambil tema Bhineka Tunggal Ika itu akan dimulai Sabtu nanti dengan pawai budaya. Ada 19 etnis yang akan tampil dalam pawai ini, mulai dari etnis poso yang akan diwakilkan oleh Ikatan Mahasiswa Poso (Ikmapos), Imasja (Jawa), Perwasus (Sumba), Porodisa (Talaud, Sulut), Toraja, Pinaesaan (Minahasa), Batak Simalungun, Sumatra Selatan (Palembang), HIPMMA (Maluku), IGMK (Batak Karo), IKMASTI (Kupang NTT),  KEMAMORA (Halmahera), K’MPLANG (Lampung), HIMPPAR (Papua), PEMPAKAT (Kalimantan Tengah), PERKKASA (Kalimantan), Nias, Batak Toba dan juga perwakilan dari Timor Leste.

“Pawai budaya akan dimulai pukul 09.00 WIB dengan rute dari Lapangan Sepak Bola UKSW – Jalan Diponegoro – Jalan Monginsidi   – Jalan Kartini – Jalan Moh. Yamin – Jalan Langensuko – Bundaran Kaloka – Jalan   Diponegoro dan kembali lagi ke Kampus UKSW,” jelas pegawai staf Humas UKSW, Anggraeni Upik, kepada Semarangpos.com, Jumat (15/4/2016).

Pawai Budaya kali ini akan menggambil tema Bhineka Tunggal Ika #Stand as One Indonesia. Yang membedakan pawai budaya kali ini dengan tahun-tahun sebelum tak lain karena setiap etnis yang tampil tak hanya menampilkan pakaian tradisionalnya, tapi juga memainkan alat musik tradisionalnya masing-masing.

Permainan alat musik itu akan disajikan di tiga lokasi yang berbeda, yakni Jalan Kartini, depan Hotel Mutiara dan Bundaran Kaloka.

Selain barisan 19 etnis, pawai juga akan dimeriahkan dengan drumblek, reog dan topeng ireng. Pawai akan dilepas secara resmi oleh Rektor UKSW, Prof. Dr (H.C) Pdt. John A. Titaley, Th.D dan Walikota Salatiga Yuliyanto, MM.

Rekomendasi
Berita Lainnya