Soloraya
Kamis, 14 April 2016 - 19:40 WIB

WISATA SOLO : Banggar Tolak Lokomotif Baru Sepur Kluthuk Jaladara

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - kereta api Jaladara (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Wisata Solo, DPRD menilai Jaladara belum mendongkrak pariwisata Solo.

Solopos.com, SOLO–Badan Anggaran (Banggar) DPRD Solo menolak tambahan lokomotif kereta dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta untuk mendampingi Sepur Kluthuk Jaladara. Banggar beralasan operasional Jaladara selama ini belum optimal mendongkrak pariwisata. Pemkot diminta berkonsentrasi memerbaiki kinerja Jaladara alih-alih menambah beban pengeluaran baru.

Advertisement

Dalam rapat Banggar beserta SKPD, sejumlah anggota Banggar mencecar rencana Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) memboyong lokomotif kuno dari TMII. Menurut anggota Banggar, Supriyanto, penambahan lokomotif belum relevan melihat efek Jaladara terhadap pariwisata Solo.

“Beberapa tahun terakhir, jumlah perjalanan Jaladara hanya menyentuh 50%-60% dari total trip (perjalanan) kereta sebanyak 86 kali. Padahal Pemkot mengeluarkan anggaran hampir Rp1 miliar tiap tahun untuk menyewa kereta tersebut,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Kamis (14/4/2016).

Sejak dioperasionalkan 2009, Supriyanto belum melihat ada indikator jelas antara keberadaan Jaladara dengan peningkatan magnet wisatawan luar kota. Politikus Partai Demokrat itu meragukan klaim Jaladara telah meningkatkan branding kota jika mayoritas penumpang ternyata warga Solo dan sekitarnya. Banggar mendesak rasionalisasi jumlah perjalanan kereta jika Pemkot tidak mampu mengembangkan Jaladara.

Advertisement

“Kalau setahun kereta hanya beroperasi 40-50 perjalanan, ya direvisi saja kontraknya. Sekarang kan banyak trip yang mubazir. Entah karena tidak laku atau kerusakan kereta seperti sekarang ini,” kata dia.

Supriyanto menyarankan Pemkot intens menggandeng lembaga pariwisata hingga sekolah jika tetap ingin mengembangkan 86 trip Jaladara. “Tunda menambah lokomotif baru yang otomatis bakal meningkatkan beban anggaran.”

Ketua Komisi III DPRD, Honda Hendarto, mengatakan sejak awal tujuan Jaladara untuk membentuk pencitraan kota. Dia tak memermasalahkan jika operasional kereta membuat Pemkot merugi. “PAD (pendapatan asli daerah) bukan segala-galanya.”

Advertisement

Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, mengatakan tambahan lokomotif baru diperlukan untuk menunjang Jaladara. Dia menyebut lokomotif kuno Jaladara tak lagi prima jika dipaksakan terus beroperasi dalam setahun.
“Kami optimistis ada peningkatan jumlah wisatawan seiring penambahan sepur kuno,” ujarnya.

Herman menambahkan selama ini banyak wisatawan yang kecewa karena tak bisa naik Jaladara. Beberapa bulan terakhir kereta itu rusak. Herman meminta operasional Jaladara tak hanya dilihat dari segi PAD. “Multiplier effect-nya seperti turis berbelanja atau berwisata kuliner di Solo juga mesti dihitung.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif