Lifestyle
Kamis, 14 April 2016 - 10:15 WIB

TREN VLOGGING : Mengintip Kiprah Vlogger Lokal yang Enggan Ketinggalan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Himawan saat mengabadikan kegiatannya (Youtube (1)

Tren Vlogging kini menjadi salah satu pilihan untuk eksis di dunia maya.

Solopos.com, SOLO – Aktivitas vlogging yang makin ngetren membuat beberapa mahasiswa di Kota Bengawan enggan ketinggalan. Mereka turut memproduksi sejumlah video berupa aktivitas hariannya untuk diunggah di situs Youtube. Kendati belum menerima banyak respon, para mahasiswa ini mengaku cukup puas karena merasa sudah menghasilkan karya.

Advertisement

Salah satu vlogger asal Solo, Himawan Alfitra Yudhani, 21, mengaku mulai rajin nge-vlog sejak sebulan lalu. Niatan itu muncul setelah ia mengamati banyaknya vlog dari para musisi di situs itu. “Vlog pertama yang saya lihat punya Erix Soekamti yang namanya DOES (Diary Of Erix Soekamti). Isinya kegiatan sehari-hari Erix yang selalu menyisipkan informasi atau info di setiap unggahan video. Menurut saya video itu bisa menginspirasi banyak orang, karena itu saya pengin mengikuti jejaknya,” kata dia, saat berbincang dengan solopos.com, Rabu (13/4/2016).

Untuk saat ini, konten vlog Himawan masih berupa kegiatan sehari-hari sebagai mahasiswa ilmu komunikasi. Ia mengambil fokus jurusan jurnalistik, advertising, dan video. “Isi vlog saya di antaranya perjalanan berburu berita, taping video berita, dan dokumentasi kegiatan klub. Pengin juga nantinya punya konten khusus agar vlog yang saya punya ciri sendiri,” jelas pemilik akun Instagram, @himawanaye itu.

Himawan menargetkan dapat mengunggah minimal satu video setiap pekan sekali. Meski belum punya konten khusus, ia mengaku tak semua kegiatan dimasukkan ke dalam vlog. Untuk menyortir aktivitas mana yang layak diunggah, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) itu membuat jadwal sepekan. Setelah dipilah, dia membuat coretan alur kegiatan itu.

Advertisement

“Saya bikin coret coretan alur kegiatan biar enggak bingung waktu eksekusi. Selain itu saya juga bisa memilih kegiatan mana yang dapat disisipi informasi menarik untuk viewers. Persiapan alat, paling kondidi baterai alat perekam sudah full dari rumah. Bisa juga membawa baterai lebih atau batery grip (BG). Pastikan juga kondisi memory kosong dan membawa laptop untuk memindah file saat memori penuh,” papar dia.

Terpisah, vlogger lain, Ian Fatah, 23, mengaku memulai vlogging sejak awal kuliah atau tiga tahun lalu. Sebelum memulai mengunggah video, ia terlebih dahulu mempelajari sejumlah tutorial vlogging yang banyak tersebar di situs Youtube. “Saya tertarik bikin vlog karena dapat melihat sesuatu dari sudut pandang pengambilan gambar atau kameramen,” katanya.

Konten yang dipilih di deretan vlognya mayoritas berupa aktivitas latihan bermain skateboard bersama komunitas Solo Skate. Latihan itu dilakukan di beberapa tempat di antaranya di Solo dan Karanganyar.

Advertisement

“Selama tiga tahun saya enggak konsisten unggah. Karena memang berawal dari iseng dan saya masih ada kesibukan lain. Jadi kalau longgar saja,” ungkap Ian.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo itu menyebut aktivitas nge-vlog bisa dibilang gampang-gampang susah. Karena selalu menyisipkan sisi artistik di setiap video, ia mengurutkan alur pengambilan gambar, berupa pembuka, inti, dan penutup. Selain itu, pemilihan soundtrack dan efek juga menjadi bagian dari proses editing.

“Misalnya untuk vlog berjudul Surakarta is Our Journey, pada pembukaan saya menyisipkan keadaan Kota Solo sebagai lokasi pengambilan gambar. Setelah itu baru ke inti yaitu aktivitas bermain skateboard. Sesudahnya pada bagian penutup saya menyertakan slide nama-nama yang ikut dalam pembuatan video,” terang pemilik akun Instagram, @ianfatah itu.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif