Soloraya
Kamis, 14 April 2016 - 13:52 WIB

PENYERAPAN GABAH : "Jika Serapan Gabah Minim, Benamkan Pegawai Bulog ke Gudang Beras!"

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Hatot Irianto (kanan) berbincang-bincang dengan Danramil 02/Nguter, Kapten (Inf) Moch Aziez tentang serapan gabah di lahan persawahan Dusun Mulyorejo, Desa Lawu, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (14/4/2016). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Penyerapan gabah di Jawa Tengah dinilai masih minim.

Solopos.com, SUKOHARJO – Direktorat jenderal (dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) meminta satuan tugas (satgas) sergap gabah bekerja keras agar gabah petani masuk ke bulog. Jika serapan gabah minim maka pegawai bulog lebih dahulu dibenamkan ke gudang beras. Pasalnya, minimnya serapan gabah akan berimbas pada kondisi stok beras di bulan berikutnya.

Advertisement

Penegasan itu disampaikan Dirjen PSP, Kementan RI, Gatot Irianto saat inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi panen padi yang dibeli bulog Surakarta di Dusun Mulyorejo, Desa Lawu, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (14/4/2016).

Pernyataan Dirjen disampaikan saat berbincang-bincang dengan Danramil 02/Nguter, Kapten (Inf) Moch Aziez, Kapolsek Nguter, AKP Didik Noer, Kadispertan Sukoharjo, Netty Harjianti dan pegawai Bulog Solo, Rizal.

Advertisement

Pernyataan Dirjen disampaikan saat berbincang-bincang dengan Danramil 02/Nguter, Kapten (Inf) Moch Aziez, Kapolsek Nguter, AKP Didik Noer, Kadispertan Sukoharjo, Netty Harjianti dan pegawai Bulog Solo, Rizal.

Dirjen saat itu spontan meminta bulog membeli gabah petani di Desa Lawu sejumlah 100 ton. “Kalau hanya satu hektare dengan hasil panen gabah basah seberat satu ton untuk apa. Kegiatan sergap gabah ini harus banyak. Kalau luas lahan sawah di sini [Lawu] seluas 190-an hektare maka bulog semestinya membeli gabah petani minimal 100 ton,” tegasnya.

Gatot menilai serapan gabah di bulog Provinsi Jateng jelek dibanding Provinsi Jatim. “Serapan gabah di Jatim per hari sejumlah 19.000 ton dari target 25.000 ton/hari sedangkan di Provinsi Jateng baru 9.000 ton per hari dari target 20.000 ton per hari. Kondisi serapan itu menunjukkan Provinsi jateng jelek dalam hal serapan gabah petani. Besok saya akan pantau lahan persawahan siap panen lewat udara. Di musim panen seperti sekarang ini seharusnya bulog tidak kesulitan mencari gabah,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut Gatot menjelaskan, target agar kondisi pangan Indonesia stabil adalah 10 juta ton gabah kering panen (GKP). Jika ada selisih, tegasnya, sisa itu bisa diekspor sehingga Indonesia sudah berswasembada beras.

“Harga beli gabah tergantung kualitasnya. Ono rego ono rupa [harga menyesuaikan kualitas]. Yang jelas harga pokok penjualan (HPP) gabah dengan kadar air kecil dan jumlah kotoran kurang dari 10% senilai Rp3.700/kilogram.

Kepala Bulog Surakarta, Rizal Mulyawan menegaskan optimistisnya targetnya terpenuhi.

Advertisement

“Tahun ini target gabah kering panen (GKP) di Surakarta seberat 200.000 ton. Sampai awal April baru terserap 24.000 ton GKP sisanya masih optimistis terpenuhi karena masih panjang. Luasan lahan padi yang panen juga masih ada,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo, Netty Harjianti mengatakan, pembelian gabah ke petani langsung oleh bulog baru kali pertama dilakukan. Menurutnya, minimal ada dua keuntungan dari program beli gabah langsung ke petani. Pertama stok pangan nasional terjaga dan kedua, melindungi petani dari serbuan tengkulak dan terombang-ambing harga.

“Dispertan dan anggota TNI memfasilitasi atau menjembatani kepentingan bulog dan petani. Soal harga merupakan kesepakatan sendiri antara petani dan bulog.”

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif