News
Kamis, 14 April 2016 - 22:30 WIB

PEMBONGKARAN PASAR IKAN : Ahok ke Manusia Perahu: Jangan Main Sinetron, Siapa Menyengsarakan Siapa?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga membongkar bangunan rumah dan kios di kawasan Pasar Ikan Luar Batang, Jakarta, Minggu (10/4/2016). Sebanyak 315 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan Luar Batang RW 04, Kelurahan Penjaringan siap direlokasi ke rumah susun Rawa Bebek, Rusunawa Kapuk Muara dan Rusunawa Marunda. (JIBI/Solopos/Antara/M Agung Rajasa)

Pembongkaran Pasar Ikan masih menyisakan sebagian warga yang bertahan di perahu-perahu mereka.

Solopos.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tetap kukuh dengan pendiriannya soal orang yang kehilangan rumah di Pasar Ikan. Ahok menyebut keberadaan manusia di perahu di dekat lokasi penggusuran Pasar Ikan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, agar dibiarkan saja sampai kapan pun.

Advertisement

“Manusia perahu itu tunggu kesempatan untuk mau balik lagi, kita biarin aja sampai kapan. Asal jangan ke darat untuk menduduki di situ lagi,” kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (14/4/2016) seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Beberapa warga Pasar Ikan yang tinggal di perahu adalah korban penggusuran yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada Senin (11/4/2016).

“Dia bilang manusia perahu mau ikut kerja di kawasan itu, tapi rusun Marunda ada kanal timur dan ada nelayan di Cilincing, Cakung. Maksud saya kalau profesinya nelayan, kenapa tidak pindah ke Marunda aja dekat,” kata Ahok.

Advertisement

Soal fasilitas rusun di Marunda, Ahok mengatakan anak sekolah dijemput, tidak menyengsarakan keluarga, bisa bertanam hidroponik, disiapkan dokter dan perawat, kalau mau membuka usaha disiapkan modal Rp5 juta-Rp10 juta. “Sudahlah jangan main sinetron, siapa yang menyengsarakan siapa. Dia yang di perahu menyengsarakan keluarganya,” kata Ahok.

Pemprov DKI Jakarta memberikan solusi kepada warga yang telah bermukim sejak lama dan memiliki rumah tinggal di lingkungan RT 001, 002, 011 dan 012 di RW 04 Pasar Ikan untuk mendapatkan hunian layak di rusun Marunda dan Rawa Bebek.

Saat dilakukan penggusuran pada Senin (11/4/2016), ratusan warga Pasar Ikan mencoba menolak dan bertahan. Bahkan petugas pengamanan gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polisi dan TNI sebanyak 4.218 personel melakukan upaya paksa dengan membawa beberapa warga ke dalam bus yang telah disediakan.

Advertisement

Pemindahan ke rusun tersebut hanya berlaku pada nelayan korban penggusuran yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta. Apabila mereka bukan warga Jakarta dan tidak memiliki pekerjaan, mereka diminta untuk kembali ke daerah asal.

Meski begitu, apabila mereka membutuhkan modal usaha, Pemprov DKI Jakarta bersedia untuk membantu memberikan modal. Selain itu, di Marunda, Ahok juga telah menyiapkan rumah susun kepada warga korban gusuran di rumah susun Kepulauan Seribu. Saat ini, beberapa warga Pasar Ikan yang tergusur pada Senin (11/4/2016) lalu sudah tinggal di Rumah Susun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur

Namun sampai saat ini masyarakat nelayan merasa tidak nyaman tinggal di rumah susun. Karena itu mereka memilih untuk tinggal di perahu di pinggir laut lantaran rumah susun yang diberikan sempit dam minim fasilitas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif