Jogja
Kamis, 14 April 2016 - 20:55 WIB

KISAH TRAGIS : Kisah Cinta Ayah dan Anak Tiri yang Berakhir Tragis di Pantai Selatan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sesosok mayat pria ditemukan mengambang di Pantai Ngunggah Purwosari Gunungkidul, Rabu (13/4/2016) pagi. (Foto Istimewa)

Kisah tragis ini terjadi pada pasangan ayah dan anak tiri

Harianjogja.com, BANTUL– Penemuan mayat ibu dan anak di salah satu kamar hotel di Parangtritis yang berkaitan dengan mayat laki-laki yang mengapung di Pantai Gunungkidul kini sudah jelas.

Advertisement

Baca juga : (PENEMUAN MAYAT : Mayat di Gunungkidul Adalah Ayah Tiri, Sekaligus Kekasih Gelap Mayat di Parangtritis)

Mayat laki-laki diketahui bernama Satriotomo Prayitno atau Yoyok merupakan pasangan gelap dari mayat perempuan yang ditemukan di kamar hotel di Parangtritis yang diketahui bernama Marina. Adapun balita yang juga ditemukan tewas sekamar dengan Marina merupakan anak hasil hubungan gelap mereka yang diketahui bernama Velsia Cinta Ashara.

Advertisement

Mayat laki-laki diketahui bernama Satriotomo Prayitno atau Yoyok merupakan pasangan gelap dari mayat perempuan yang ditemukan di kamar hotel di Parangtritis yang diketahui bernama Marina. Adapun balita yang juga ditemukan tewas sekamar dengan Marina merupakan anak hasil hubungan gelap mereka yang diketahui bernama Velsia Cinta Ashara.

Yoyok diketahui beralamat di Dusun Kaliputih, Singorojo, Kendal, Jawa Tengah. Yoyok adalah ayah tiri dari Marina.

Yoyok memiliki istri sah, Martiah. Ketika mereka menikah, Martiah sudah memiliki anak, Marina.

Advertisement

“Istri Yoyok memang sudah mengetahui hubungan gelap mereka sejak tahun 2014, ketika masalah ini akan diselesaikan secara kekeluargaan, namun Yoyok dan Marina kemudian melarikan diri,” ujarnya, Kamis (14/4/2016).

Yoyok yang diketahui sebagai seorang penganguran saat meninggalkan rumah bersama Marina kemudian diketahui mengontrak di sebuah rumah di Ungaran, Jawa Tengah. Namun selama ini juga masih menggantungan hidupnya kepada sang istri yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

“Selama Martiah masih mengirimkan sejumlah uang kepada, setiap bulan ia mengirim 1 juta rupiah, namun dengan melihat gelagat Satrio yang tidak bertanggung jawab Martiah kemudian tidak mengirim uang lagi sejak dua bulan lalu,” imbuh Kompol Supardi.

Advertisement

Kapolsek Kretek Bantul Kompol Supardi mengungkapkan hasil autopsi yang tidak menunjukan adanya kekerasan dan luka luar, kemudian dengan ditemukannya barang bukti berupa obat pembasmi serangga, pihak kepolisian menduga bahwa pasangan ini memang berencana untuk mengakhiri hidup bersama.

“Motifnya memang sangat susah untuk dicari, karena kunci permasalahan ada pada pasangan tersebut, mungkin bisa karena tekanan ekonomi atau bisa hal lain,” ujar Kompol Supardi.

Namun karena Martiah sudah meyakini bahwa ketiga jenazah yang ada di RS Sardjito merupakan keluarga, kemudian jenazah untuk selanjutnya akan dibawa ke Kendal.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif