Lifestyle
Kamis, 14 April 2016 - 00:25 WIB

Harapan Untuk Vanessa

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Happiness (parkwaycancercentre.com)

Didiagnosa dengan kanker otak di usia muda, remaja ini memutuskan untuk melawan penyakitnya.

PARKWAYCANCER CENTRE — Saat Vanessa Priscilla Gimmi mulai kehilangan nafsu makan dan berat badannya di usia delapan tahun, orang tuanya tak pernah terpikirkan soal kanker.

Advertisement

Vanessa (Parkwaycancercentre)

Mereka membawanya ke beberapa rumah sakit di Filipina, dimana banyak dokter memberikan diagnosa yang berbeda-beda, ada yang menyatakan gastritis, anoreksia nervosa dan kondisi lainnya. Kedua orang tuanya kecewa dengan hasil diagnose yang ada, maka mereka bersikeras agar putri mereka menjalani scan MRI otak.

Ayo maju dan berbagi gaya hidup menuju kesehatan yang baik
di www.parkwaycancercentre.com/id/celebriting10years-id/
Raih kesempatan memenangkan Xiaomi Band atau Ipad.
Pengiriman terakhir 31 Maret 2016
Jl RM Said No 156 Solo, Indonesia 57132 Telp (0271) 723555

Advertisement

Pada saat itu, berat badan Vanessa telah turun drastic hingga hanya tersisa 18kg, seorang gadis kecil di usianya dan yang sehat seharusnya memiliki berat badan 35kg. Pada Februari 2008 dengan tekad ingin mencari pendapat lain, mereka memutuskan membawa putri mereka ke Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura Setelah scan lebih lanjut dilakukan, dokterpun mengabarkannya: Vanessa mengidap kanker otak.

“Hati kami hancur,” kenang sang ibu, Melinda. “Kami menangis, bahkan tubuh saya sampai gemetaran.”

Dr Anselm Lee, Konsultan Senior Hematologi dan Onkologi Anak di Parkway Cancer Center (PCC), menjadi salah satu dokter yang menangani Vanessa. Ia ingat bagaimana ahli bedah saraf Dr Tang Kok Kee mengambil sedikit sampel biopsi yang memungkinkan dokter untuk mendiagnosa kanker tersebut sebagai germinoma.

Germinoma. Dr Lee menjelaskan, merupakan tumor yang sangat ganas dan amat langka terjadi pada anak-anak. Namun tumor ini juga memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi, “Dari pengalaman kami, lebih dari 90 persen anak-anak yang mengidap ini bisa sembuh,” jelas Dr Lee.

Advertisement

Orang tua Vanessa, bagaimanapun t6etap bertahan untuk melawan kanker putri mereka. Mereka hanya ingin mengetahui satu hal; Bisakah putrid mereka terobati?.

“Jawabanku kepada mereka adalah ‘ya’.” Kata Dr Lee.

Dr Lee, Dr Tang dan onkolog radiasi Dr.Lee Kim Shang kemudian merekomendasikan kemoterapi kombinasi dan radiasi Tomo Terapi. Dengan kemoterapi untuk mengobati germinoma otaknya akan memungkinkan mereka untuk menurunkan dosis dan cakupan radiasi pada kemudian hari.

Melinda ingat bagaimana kemoterapi bagi Vanessa, “Saat saya melihat rambutnya mulai rontok, saya sangat sedih,” kenangnya. “Akan tetapi Vanessa anak yang sangat berani dan dengan canda dan berkata: Tidak apa-apa, kita bisa menghemat sampo”.

Advertisement

Tahap Pengobatan

Tahap pertama pengobatan berjalan sukses. Setelah dua siklus kemoterapi, tumor Vanessa secara praktis mulai lenyap, dan selera makannya mulai muncul. Dr Anselm Lee mengatakan : “Dia terkunci dari dalam dirinya sendiri saat pertama kali saya meihatnya di ICU. Setelah ini, ia mulai membuka ‘kunci’ di dalam dirinya akan kembali menjadi Vanessa seperti sedia kala – Vanessa yang dulu dikenal orang tuanya.”

Dengan tumornya yang telah lenyap, sekarang para dokter dapat beralih ke pengobatan berikutnya, Tomo Terapi. Prosedur ini melibatkan penggunaan sebuah mesin yang presisi, yang memungkin Dr Lee Kim Shang untuk menargetkan radiasi hanya di daerah ventrikel alih-alih meliputi seluruh otak Vanessa. Tahap ini berlangsung selama enam pekan, dan diikuti dengan dua siklus kemoterapi. “Sangat sulit bagi kami untuk membuat Vanessa nyaman menggunakan masker,”

Melinda bercerita ketika Vanessa menjalani TomoTerapi, “Namun para perawat departemen radiasi sungguh baik, sebagaimana Dr Lee Kim Shang,” Enam bulan kemudian, Vanessa telah menyelesaikan pengobatannya. Saat ini, berat badannya sudah naik menjadi 28 kg. “Akhirnya kami bisa mengungkapkan bahwa harapan itu nyata,” ujar Melinda.

Advertisement

Jika harus menyebutkan siapa yang telah membantu putri mereka melewati cobaan berat itu, ia menambahkan, adalah kehadiran terus menerus “malaikat”nya. Mereka adalah dua konsuler CanHOPE, Natalie dan Dianah, dua dari sekian banyak personel PCC yang pertama kali menyambut keluarga mereka ketika mereka pertama kali tiba di rumah sakit tersebut.

“Berkat dua malaikat PCC kami, Joey Tan dan James Tan, dan seluruh dokter, perjalanan kami menjadi lebih teratur,” ujar Melinda. “Mereka telah banyak membantu kami baik secara fisik, spiritual, emosional maupun mental.”

Di Maret tahun ini, Vanessa merayakan ulang tahunnya yang ke-18. Yang sedang melihatnya merupakan Dr Anselm Lee, yang khusus terbang ke Filipina untuk hadir di pesta istimewa tersebut.

Menurut cerita sang ibu, putrinya kini telah sehat. Sekarang selera makannya bagus, dan anaknya memiliki tenaga untuk mengerjakan kegemarannya yaitu memasak.

Kendati anak pengidap tumor otak harus menghadapi berbagai komplikasi, namun mereka punya peluang besar untuk sembuh, jelas Dr Anselm Lee.

Dalam kasus Vanessa, germinoma otaknya telah menggrogoti bagian otaknya yang mensekresi hormone, yang berarti ia butuh penggantian hormon untuk mejaga tubuhnya tetap berkembang dan berfungsi baik. Permasalahan hormon seperti ini dialami sebanyak sepertiga dari pejuang kanker otak. Sebagian anak lain juga menghadapi kesulitan belajar.

Advertisement

Namun Dr Lee menegaskan ; “Hal ini tidak berarti bahwa anak yang mengidap tumor otak tidak bisa hidup normal. Salah satu dari mantan pasien kanker otak saya sekarang sedak praktek kedokteran.”

Ibu Vanessa, Melinda berkata;”Kanker bukanlah vonis mati. Jika diobati dengan baik dan benar dan berkat karunia Tuhan, seseorang pasien kanker bisa sehat kembali dan menikmati kehidupan normal.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif