Soloraya
Rabu, 13 April 2016 - 07:30 WIB

RAZIA SUKOHARJO : Awas, Makanan Berbahaya Beredar di Pasar

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemeriksaan batas kedaluwarsa bahan pangan/ (JIBIHarianjogja.com/Dok.)

Sidak makanan dilakukan tim kesehatan dari Puskesmas Gatak, Sukoharjo di sejumlah pasar tradisional.

Solopos.com, SUKOHARJO – Tim dari Puskesmas Gatak menemukan sejumlah makanan mengandung formalin, boraks, dan zat kimia di pasar tradisional. Hal itu harus diwaspadai masyarakat lantaran makanan dan minuman yang mengandung zat berbahaya tak layak dikonsumsi.

Advertisement

Kepala Puskesmas Gatak, Tri Prasetyo, mengatakan tim melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional di wilayah Gatak pada beberapa bulan lalu. Tim tersebut mengambil 15 sampel makanan dan minuman yang dijual di pasar tradisional. Selanjutnya, sampel makanan dan minuman itu dilakukan uji laboratorium. Hasilnya, enam jenis makanan mengandung zat berbahaya yang tak layak dikonsumsi manusia.

“Ada dua makanan mengandung formalin, tiga makanan mengandung campuran formalin dan satu makanan mengandung zat kimia,” kata dia di sela-sela penyuluhan makanan berbahaya bagi para pedagang keliling jajanan anak-anak di SDN Blimbing 02, Kecamatan Gatak, Selasa (12/4/2016).

Menurut dia, makanan yang mengandung formalin dan boraks merupakan jajanan tradisional yang sering diincar masyarakat. Warna makanan itu sangat mencolok sehingga masyarakat tertarik membelinya. Apabila makanan itu dikonsumi bakal merusak sistem organ tubuh.

Advertisement

Karena itu, masyarakat harus selektif dalam memilih makanan di pasar tradisional. “Makanan yang warnanya terlalu mencolok atau kenyal ya jangan dibeli. Masyarakat harus lebih teliti saat memilih makanan atau minuman di pasar,” ujar dia.

Menurut dia, kasus keracunan massal kerap terjadi di sejumlah Sekolah Dasar (SD) di wilayah Gatak selama dua tahun berturut-turut. Kali terakhir, sembilan siswa SDN Trangsan 03 menderita gejala keracunan seperti pusing, mual-mual dan muntah pada November 2015. Mereka menderita gejala keracunan setelah meminum jus jambu yang dijual pedagang jajanan keliling di luar area sekolah.
Karena itu, para pedagang jajanan keliling harus memahami makanan yang mengandung formalin maupun boraks.

“Sebenarnya kami pernah menyosialisasikan mengenai makanan berbahaya kepada para pedagang jajanan keliling. Nah, pertemuan ini merupakan kegiatan sosialisasi lanjutan tentang makanan berbahaya,” papar dia.

Advertisement

Di sisi lain, Ketua Paguyuban Pedagang Jajanan Keliling Kecamatan Gatak, Purwanto, berkomitmen menjual jajanan makanan dan minuman yang higienis dan bersih. Dia selalu berkomunikasi dengan para pedagang jajanan keliling lainnya agar tidak menjual makanan berhaya kepada masyarakat terutama siswa SD.

Menurut dia, para pedagang jajanan keliling tidak mengetahui apabila makanan dan minuman yang dijual mengandung zat berbahaya. Makanan dan minuman itu dikonsumsi oleh para siswa SD yang berakibat menderita gejala keracunan.

“Terus terang kami tak hanya mengejar penghasilan semata melainkan juga memprioritaskan makanan dan minuman yang dijual tak mengandung zat berbahaya . Jumlah pedagang jajanan keliling di Gatak sekitar 100 orang,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif