Jogja
Rabu, 13 April 2016 - 15:20 WIB

KEGIATAN NARAPIDANA : Napi Wirogunan Terima Pesanan dari Margaria Group

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - HarianJogja/Gigih M. Hanafi Warga binaan Lapas II A Wirogunan Jogja berlatih membuat berbagai suvenir atau cindera mata di komplek lapas II A Wirogunan, Jogja, Selasa (12/4). Kegiatan yang diprakarsai oleh Margaria Grup tersebut diharapkan saat keluar dari lapas dapat bermanfaat. Hasil karya warga binaan Lapas Wirogunan yang diberi nama "Mbah Wiro".

Kegiatan narapidana Lapas Wirogunan ini patut diapresiasi

Harianjogja.com, JOGJA- Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Wirogunan Jogja menerima order 1.000 box kado dari Margaria Group. Rencananya, box kado ini akan didisplay dan dijual di Jendela Jogja, salah satu unit usaha pusat oleh-oleh Margaria Group.

Advertisement

Sebelumnya, Margaria memberikan pelatihan kepada para narapidana. Mereka dibina oleh tiga karyawan dari Margaria Group tentang cara membuat box kado.

Business Director Margaria Group Arief Nur Wibawanto menyampaikan, produk Lapas Wirogunan akan diberi label Mbah Wiro dan akan ditempatkan secara khusus di Jendela Jogja. “Nanti ada Mbah Wiro Corner,” kata Arief di sela-sela pantauan pelatihan kerajinan box kado di Lapas Wirogunan, Selasa (12/4/2016).

Menurutnya hasil karya para narapidana tidak kalah dengan box kado yang sudah pernah diproduksi selama ini. Ia pun berencana menjadikan kegiatan pembuatan box kado di lapas ini menjadi sub produksinya. Satu box dijual seharga Rp40.000.

Advertisement

Pelatihan ini juga bisa menjadi bekal bagi penghuni lapas ketika mereka mengakhiri masa hukumannya. “Bisa untuk modal wirausaha. Kami juga beri mereka sertifikat sehingga selepas masa tahanan tidak menutup kemungkinan bisa mendaftar kerja pada kami,” ujarnya.

Kepala Lapas Kelas II A Jogja Zainal Arifin menyambut baik kerjasama ini. Kerjasama ini menjadi celah bagi lapas yang selama ini mengalami kesulitan dalam pemasaran produk.

Terlepas dari pelatihan Margaria Group, Lapas Wirogunan sendiri sudah memiliki sentra kerajinan yang banyak memproduksi hasil kerajinan tangan. Seperti sablon kain, penjahitan, pembuatan sepatu, pembuatan patung Tugu Jogja dan miniatur kapal, meubel, dan pigura dari koran bekas.

Advertisement

“Kami punya hasil karya tapi kami tidak bisa memasarkan. Kami terbatas pada kemampuan pendidikan untuk memasarkan,” kata Zainal.

Beberapa hasil karya hanya dititipkan di salah satu toko di kawasan Beringharjo. Padahal, hasil karya para narapidana ini bernilai jual tinggi. Keberadaannya juga mampu menyumbang kas negara sebesar Rp1 juta lebih setiap bulan. “Napi [narapidana]-nya juga dapet [penghasilan] jadi meski di dalam lapas mereka masih bisa berwirausaha,” tandasnya.

Saat ini penghuni Lapas Wirogunan berjumlah 390 orang. Namun, tidak semuanya bergabung dalam unit usaha ini. Hanya bagi yang memiliki keinginan dan daya kreativitas saja yang ikut bergabung, salah satunya MaryJane, narapidana asal Filipina yang sempat dijatuhi vonis mati karena kasus narkoba.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif