Penggerebekan Densus 88 di Klaten mendapat sorotan luas menyusul tewasnya Siyono.
Solopos.com, JAKARTA – Siyono, pria asal Klaten, Jawa Tengah tewas saat dibawa Tim Densus 88 Antiteror untuk menunjukkan lokasi penyimpanan senjata. Bagaimana kiprah Siyono pada jaringan terorisme dalam catatan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)?
“Dalam catatan Densus, dia [Siyono] terlibat dalam jaringan yang sudah ada. Ada sekitar 13 orang yang menyebut nama dia, dan termasuk pemegang senjata,” kata Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, seperti dilansir detikcom, Selasa (12/4/2016).
Dalam kasus tewasnya Siyono ini, lanjut Tito, BNPT melihat yang penting adalah bagaimana mengingatkan anggota agar sesuai SOP yang ada dalam menangani kasus.
“Meskipun BNPT tidak memiliki tanggung jawab itu, itu densus, tapi secara moril dan strategi apalagi saya mantan Kadensus berkewajiban untuk menjaga agar setiap kegiatan Densus itu sesuai SOP. Karena negara kita sudah memilih opsi penegakan hukum,” ujarnya.
Temuan Divisi Propam Polri untuk sementara, kata Tito, yang terjadi adalah kesalahan prosedur karena pengawalan yang dilakukan tidak cukup, sehingga mengakibatkan ada kesempatan Siyono untuk melawan dan melarikan diri.
“Dan dia [anggota Densus] berusaha melumpuhkan. Ketika melumpuhkan, dengan tangan kosong ya, sebenarnya terjadi secara proporsional, dengan tangan kosong ya, artinya satu lawan satu,” tutupnya.