Soloraya
Senin, 11 April 2016 - 00:00 WIB

PENGELOLAAN LIMBAH SOLO : PDAM Kembangkan Sistem Layanan Berbasis IT Kelola Lumpur Tinja

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung car free day (CFD) berjoget bersama saat acara sosialisasi program PDAM Solo di Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (10/4/2016). Acara bertema Guyub Rukun, Gotong Royong menuju Mantap Pelayanan tersebut menyosialisasikan program kerja Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) serta Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Pengelolaan limbah Solo, PDAM menggunakan aplikasi Android dalam mengelola lumpur tinja.

Solopos.com, SOLO–Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo mengembangkan sistem manajemen berbasis teknologi informasi untuk program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2). Sistem baru bersistem operasi Android ini diharapkan bisa mengoptimalkan pemantauan layanan sedot tinja.

Advertisement

Kasi Teknologi Sistem Informasi PDAM Solo, Rosid Agung Riyadi, menjelaskan sistem baru yang telah diujicobakan bagi 200 pelanggan L2T2 di wilayah Solo Utara ini mulai dikembangkan tahun lalu. Pemanfaatan sistem manajemen tersebut melibatkan PDAM, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPTL), serta perusahaan rekanan.

“Sistem ini kali pertama di Indonesia. Konsepnya pengembangan dari sistem pencatatan meter air yang sudah kami gunakan selama ini. Prinsip dasar konsepnya sama,” terangnya saat ditemui wartawan di sela Sosialisasi Program L2T2 di car free day Jl. Slamet Riyadi, Minggu (10/4/2016) pagi.

Rosid mengatakan ada empat tahapan dalam sistem manajemen informasi berbasis TI yang ia kembangkan. “Tahapan utamanya ada empat. Kami menyebutnya Q1, Q2, Q3, dan Q4. Setiap tahapan ini memantau pergerakan operator rekanan mulai dari tempat pelanggan hingga IPLT,” jelasnya.

Advertisement

Direktur Utama PDAM Solo, Maryanto, mengatakan pelaksanaan program L2T2 bagi masyarakat luas masih menanti keputusan legislator soal tarif yang sebelumnya dituangkan dalam Perwali No. 16 B/2014 tentang Retribusi Pengelolaan Lumpur Tinja.

“Kami sudah mengajukan besaran tarif retribusi ke dewan. R1,R2, R3, dan R4 sama tarifnya. Dewan usul agar R1 tarifnya direvisi karena banyak masyarakat berpenghasilan rendah. Saya sudah dapat sinyal, R1 dan R2 tarifnya ditekan lagi,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Solo, Y.F. Sukasno, menyarankan Pemkot Solo meninjau ulang besaran tarif L2T2 bagi golongan rumah tangga. Menurutnya, besaran tarif Rp8.500/bulan bagi rumah tangga golongan pertama sampai keempat yang dipukul rata dirasa tidak adil.

Advertisement

Maryanto menambahkan target awal program L2T2 sebanyak 11.000 pelanggan dari total pelanggan PDAM sebanyak 48.000 rumah tangga. “Hasil survei kami ada 11.000 yang siap sedot. Beberapa pelanggan lain punya septic tank tapi tidak diberi lubang. Harapan kami bulan ini kelar pembahasan di dewan dan program bisa segera jalan,” terangnya.

Menurut Maryanto, hasil analisis dampak penerapan regulasi (regulatory impact assessment) Perwali No. 16A/2014 tentang Pengelolaan Lumpur Tinja butuh beberapa penyesuaian.

“Kalau perwali ini dilaksanakan ada hambatan di lapangan. Salah satunya belum ada poin khusus pengawasan karena proyek ini turut melibatkan rekanan. Proyek ini merupakan tanggung jawab lingkungan. Jadi butuh sinergi dengan dinas terkait agar bisa jalan,” kata dia.

Ke depan, masyarakat Kota Solo bakal diwajibkan melakukan sedot lumpur tinja di setiap septic tank-nya minimal lima tahun sekali. Program pemerintah kota tersebut untuk mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif