News
Senin, 11 April 2016 - 10:34 WIB

KABAR DUKA : Astrid Soerjo Berpulang, Dunia Pers Berduka

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Astrid Soerjo binti Djamaluddin Adinegoro (istimewa)

Kabar duka datang dari dunia pers dengan berpulangnya Astrid Adinegoro.

Solopos.com, JAKARTA – Salah satu tokoh pers nasional Astrid Soerjo binti Djamaluddin Adinegoro meninggal dunia di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC) Jakarta, Senin (11/4/2016) sekira pukul 04.35, setelah sekian lama menderita kanker.

Advertisement

Putri bungsu pejuang pers nasional Djamaluddin Adinegoro alias Djamaluddin Gelar Datuk Madjo Sutan itu disemayamkan di rumah duka Jalan Banyumas Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat, dan akan dimakamkan di San Diego Hills, Cikarang, Jawa Barat, selepas waktu Shalat Zuhur.

Semasa hidupnya, Bu Astri -demikian kalangan pers menyebutnya- menjadi salah seorang anggota Dewan Penasehat Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan pernah melanjutkan surat kabar Neraca yang didirikan ayahandanya.

Astrid juga sangat aktif dalam kegiatan Anugerah Jurnalistik Adinegoro yang setiap tahun diselenggarakan PWI Pusat untuk mengenang sekaligus meneruskan semangat Adinegoro sebagai wartawan multitalenta, juga sebagai kartograf (pembuat peta), penulis cerpen dan novel, serta pendiri Radio Republik Indonesia (RRI) di Bukitinggi.

Advertisement

Astrid mengharapkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro menjadi peluang bagi seluruh wartawan Indonesia untuk berkompetisi membuat laporan jurnalistik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Astrid juga pernah menjabat sebagai Direktur Konfederasi Wartawan ASEAN (CAJ) PWI Pusat.

“Ini [Anugerah Adinegoro] menjadi peluang pula bagi wartawan di daerah, mulai dari Papua hingga Aceh menjadi pemenang Anugerah Adinegoro.
Astrid, yang alumni Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), juga berharap bahwa wartawan Indonesia selalu memacu kreativitasnya dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, seperti yang dicita-citakan Adinegoro semasa hidupnya,” ujar Astrid semasa hidup tentang Anugerah Adinegoro.

Astrid juga pernah mengatakan sudah waktunya para wartawan bisa mengembangkan jurnalisme sastrawi yang dapat diterima masyarakat. Mengingat saat ini, kecenderungan pemberitaan terkesan serba instan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif