Soloraya
Senin, 11 April 2016 - 05:10 WIB

HARGA BBM TURUN : Ini Kendala Penurunan Tarif Angkutan di Boyolali Tak Efektif

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus angkutan umum (JIBI/Dok)

Harga BBM turun, penurunan tarif angkutan di Boyolali tak efektif.

Solopos.com, BOYOLALI–Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Boyolali resmi menurunkan tarif angkutan di Boyolali sebesar 3%. Namun, penurunan tarif itu dinilai tidak ada artinya karena di lapangan marak terjadi perang tarif angkutan murah.

Advertisement

Ketua Organda Boyolali, Tulus Budiono, mengatakan tarif angkutan di Boyolali resmi turun mulai pekan kemarin. Penurunan tarif sebesar 3% berlaku semua trayek setelah organda di Soloraya menggelar rapat bersama.

“Penurunan tarif sebesar 3% sebenarnya harus sudah diberlakukan sejak tanggal 1 April. Namun, di Boyolali baru menerapkan tarif pada pekan lalu,” ujar Tulus saat dihubungi Solopos.com, Minggu (10/4/2016).

Tulus mengatakan tarif angkutan di kota bagi pelajar Rp2.000/ penumpang menjadi Rp1.900/ penumpang. Sedangkan penumpang umum dari sebelumnya Rp2.500/penumpang turun menjadi RpRp2.400/penumpang.

Advertisement

“Penurunaan tarif tersebut tidak ada artinya bagi pengusaha angkutan dan sopir. Harga sparepart dan biaya operasional tidak sebanding dengan penurunan tarif yang hanya 3%,” kata dia.

Ia mengatakan meskipun organda sudah menurunkan tarif, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Boyolali justru belum resmi mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang penurunan tarif angkutan 3% sesuai instruksi Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Kami menilai penurunan tarif angkutan sebesar 3% tidak ada artinya. Di lapangan justru marak terjadi perang tarif murah di bawah tarif yang telah disahkan pemkab,” kata dia.

Advertisement

Ia mengatakan perang tarif murah terjadi karena sepinya penumpang akibat anak sekolah sekarang banyak memiliki sepeda motor sendiri. Selain itu maraknya mobil pribadi juga menjadi penyebab terjadinya perang tarif murah. Perang tarif murah banyak terjadi di kota.

“Sopir angkutan tidak bisa menolak jika penumpang pelajar membayar Rp1.000 sampai Rp1.500. Angkutan yang menerapkan tarif sesuai aturan justru sepi penumpang,” kata dia.

Tulus menambahkan banyaknya angkutan yang menerapkan tarif tidak sesuai aturan menjadikan persaiangan tidak sehat. Selain itu, pengusaha angkutan bermodal kecil dengan sendirinya akan gulung tikar. Ia berharap pemkab tegas menindak angkutan yang melanggar aturan tarif angkutan. Larangan anak sekolah di bawah umur menggunakan sepeda motor juga harus dilaksanakan dengan tegas.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Orang dan Barang Dishubkominfo Boyolali, Wahyu, mengatakan Dishubkominfo masih menunggu surat resmi dari Kemenhub soal penurunan tarif sebesar 3%. Kalau SE sudah turun akan menginformasikan ke pengusaha angkutan dan organda. “Kalau SE sudah turun kami akan merevisi perbup [peraturan bupati] tentang Tarif Angkutan di Boyolali,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif