Sport
Senin, 11 April 2016 - 09:30 WIB

BULU TANGKIS INDONESIA : Seleksi di Solo, KU-13 Paling Menonjol

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bulu tangkis Indonesia diwarnai dengan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu tangkis 2016 di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO — Kelompok umur under 13 tahun (U-13) dinilai punya potensi paling menonjol untuk menjadi pebulu tangkis di masa depan. Penilaian ini dikemukakan tim pencari bakat Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 yang digelar di GOR Sritex Arena, Solo, Minggu (10/4/2016).

Advertisement

Demi menyeleksi 680 peserta yang ikut audisi di Kota Solo ini, Djarum menurunkan 11 tim pencari bakat yang diketuai oleh legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata. Anggota tim pencari bakat, Akhmad Basri Yusuf, mengatakan para peserta U-13 memiliki teknik yang bagus baik putra maupun putri. Namun demikian, mereka yang lolos screening atau tahap satu masih harus membuktikan diri di tahap dua, yakni turnamen.

Tim tak hanya menyoroti soal kemampuan pemain muda ini ketika diadu di lapangan. Akan tetapi, mereka juga mulai memantau lebih jauh terkait potensi peserta untuk bermain baik di tunggal atau pun ganda.

“Di usia tersebut mereka punya teknik bagus, tapi itu baru dasar. Maka, harus kita lihat lebih lanjut di turnamen. Meskipun di tahapan dua ini tak sepenuhnya yang menang itu bagus karena lawan cukup acak. Bisa jadi lawan mereka tak imbang,” papar Basri Yusuf, kepada wartawan di sela audisi, Minggu.

Advertisement

Namun demikian, Basri Yusuf yang merupakan Kabid Pengembangan PP PSBI ini menyayangkan menurunnya potensi para atlet muda Kota Solo dan sekitarnya. Menurutnya, dulu Solo dikenal sebagai gudang pebulu tangkis. Meski jumlah calon pemain makin banyak, tapi soal kualitas jauh menurun.

Sementara itu, anggota tim lain, Hastomo Arbi, juga berpendapat peserta U-13 di Solo ini cukup menjanjikan. Mereka lebih menonjol daripada U-15. Namun begitu, mereka masih harus dipoles sehingga menjadi pemain yang apik.

“Mereka punya semangat yang menjanjikan. Akan tetapi, mereka yang masih muda ini jangan terlalu diforsir. Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Harus diseimbangkan antara olah raga dengan sekolah,” papar juara dunia ganda putra 1995 silam.

Advertisement

Hastomo juga prihatin dengan kondisi atlet asal Soloraya. Menurutnya, dulu Solo kerap menghasilkan pemain-pemain jempolan dan memiliki gaya tersendiri. Dari segi kuantitas memang lebih banyak sekarang, tapi soal kualitas masih harus diasah lagi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif