News
Minggu, 10 April 2016 - 11:28 WIB

WNI DISANDERA ABU SAYYAF : Serbu Basilan, 18 Tentara Filipina Malah Dibantai Militan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kelompok Abu Sayyaf (www.ibtimes.com)

WNI disandera Abu Sayyaf belum jelas pembebasannya. Militer Filipina sendiri kalah telak dalam pertempuran di Basilan.

Solopos.com, MANILA — Sebanyak 18 tentara Filipina tewas dalam pertempuran sengit dengan militan dari kelompok Abu Sayyaf di selatan negara itu. Selain itu, 50 orang tentara lainnya terluka dalam bentrok yang pecah di Pulau Basilan, Sabtu (9/4/2016).

Advertisement

Di kubu Abu Sayyaf, hanya lima orang militan yang berhasil dibunuh. Hal itu diungkapkan oleh militer Filipina yang dikutip Solopos.com dari BBC, Minggu (10/4/2016). Sedikitnya 4 tentara telah dipenggal oleh Abu Sayyaf dalam penyerbuan tersebut.

Militer Filipina menyatakan penyerbuan ini menargetkan komandan Abu Sayyaf yang telah mendeklarasikan diri terkait dengan Islamic State (IS)/Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga menawarkan uang US$5 juta untuk informasi keberadaan pemimpin Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon. Jaringan IS kini menjadi ancaman di seluruh Asia Tenggara.

“Kelompok kami sedang bersiap menyerang mereka. Namun di jalan, mereka disergap,” kata juru bicara satuan militer Filipina yang terlibat dalam pertempuran itu, Kolonel Benedict Manquiquis, kepada radio DZRH yang dikutip BBC.

Advertisement

“Musuh berada di bukit, jadi di mana pun tentara kami bersembunyi, mereka bisa menembaki kami dengan senjata berat dan peledak,” katanya.

Juru bicara militer Filipina, Mayor Filemon Tan, mengatakan operasi militer ini dilakukan Filipina setelah serangkaian penculikan warga asing oleh Abu Sayyaf. Pada Jumat (8/4/2016) lalu, mantan pastur Italia yang disandera selama enam bulan akhirnya dilepaskan.

Abu Sayyaf juga menculik 10 warga Negara Indonesia (WNI) awak kapal Brahman 12 yang menarik tongkang bermuatan batu bara belum lama ini. Namun, pemerintah Filipina menolak TNI masuk ke Negara itu untuk melakukan operasi pembebasan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif