Soloraya
Sabtu, 9 April 2016 - 09:10 WIB

BENDA BERSEJARAH BOYOLALI : Situs Gunung Wijil Satu Zaman dengan Pengging dan Kahuripan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng membersihkan struktur batu bata kuno yang diperkirakan merupakan candi di Dukuh Gunung Wijil, Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Selasa (5/4/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Benda purbakala berupa Situs Gunung Wijil diduga satu zaman dengan Pengging dan Kahuripan.

Solopos.com, BOYOLALI — Situs di Dukuh Gunung Wijil, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, diduga satu zaman dengan Kerajaan Kahuripan Airlangga Jawa Timur dan Kerajaan Pengging Witoradio.

Advertisement

Sejarawan Museum Boyolali, R.Surojo, menyampaikan dugaan awal ini setelah tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah menyelesaikan ekskavasi terkait temuan situs di Gunung Wijil.

“Data awal dari BPCB disampaikan kepada kami dan saat ini kami berupaya mengungkap sejarah situs itu. Saat ini kami masih mencari-cari literaturnya, namun jika benda purbakala itu berasal dari abad X, maka situs itu satu zaman dengan Kerajaan Kahuripan dan Kerajaan Pengging Witoradio dengan raja saat itu Prabu Angling Driyo,” papar Surojo, saat ditemui solopos.com, Jumat (8/4/2016).

Dugaan ini diperkuat dengan persamaan struktur bata kuno yang ditemukan di Giriroto dengan bata kuno yang ada di Makam Godean di wilayah Pengging, Banyudono. “Jenis batu batanya sama. Struktur batu batanya indah. Selain artistik, ada juga guratan-guratan sehingga tanpa semenpun bata-bata itu bisa menyatu menjadi sebuah bangunan.”

Advertisement

Berdasarkan sejarahnya, Kerajaan Pengging termasuk wilayah Kerajaan Kediri dan memiliki beberapa wilayah kekuasaan seperti Madyopanjang, Salembi, Pejangkungan, Walen, Samapura, dan Gunung Plawangan. “Kami belum tahu situs di Giriroto apakah dulu termasuk wilayah Madyopanjang atau Pejangkungan,” ujar dia.

Seperti diketahui, tim BPCB Jateng berhasil mengidentifikasi candi pendamping dan candi utama yang ada di areal persawahan di Gunung Wijil, Desa Giriroto. Candi tersebut diduga sebagai situs pemujaan Dewa Siwa karena di situs tersebut ditemukan tiga arca dan yoni. Arca yang ditemukan adalah arca Mahakala.

“Semestinya, di situs itu juga ada arca ganesha, dewi durga, yoni dan lingga. Yoni yang ditemukan sudah dalam kondisi pecah sedangkan lingganya belum ditemukan,”ujar dia.

Advertisement

Menurut Surojo, sebuah situs pemujaan biasanya merupakan daerah yang dimerdekakan oleh penguasa setempat [Kerajaan Pengging] menjadi desa tersendiri atau disebut wanoa. Di wilayah tersebut sudah ada komunitas masyarakat yang hidup dari sektor pertanian.

Temuan di Gunung Wijil, Giriroto, dinilai merupakan temuan besar yang diharapkan bisa mengungkap sejarah Pengging. Saat ini, literatur tentang Kerajaan Pengging sangat minim. “Mudah-mudahan, setelah ada penelitian lanjutan hingga rekonstruksi candi, harapannya bisa mengungkap sejarah situs secara utuh,” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif