Jogja
Sabtu, 9 April 2016 - 15:20 WIB

BANDARA KULONPROGO : Pembangunan NYIA Tidak Mungkin Gagal

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masterplan bandara baru Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo. (Istimewa)

Bandara Kulonprogo pemenang lelang segera diumumkan.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Project Manager Kantor Proyek Pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA), PT Angkasa Pura I, Sujiastono menyatakan proyek pembangunan ini terus berjalan dan tidak mungkin gagal.

Advertisement

Pasalnya, bandara NYIA yang terletak di Kecamatan Temon ini sudah masuk ke dalam kawasan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Karena itu, ia mengimbau warga menyampaikan data aset yang dimiliki selengkap mungkin untuk mengantisipasi ganti rugi yang tidak sesuai dengan harapan.

Meski menyadari belum semua warga terdampak menyetujui pembangunan bandara ini, ia menjelaskan sebaiknya semua warga memiliki dan menyiapkan data aset yang lengkap. Sementara ini, rencana relokasi bagi warga juga masih tetap seperti rencana awal yang menggunakan tanah kas lima desa terdampak tersebut.

Sementara itu Yusuf Bambang Sulistiono, Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Badan Pertahanan Nasional (BPN) RI menyatakan pihaknya masih menunggu sampai tahapan appraisal independent selesai dilaksanakan. Pihaknya juga belum menetukan jadwal untuk turun ke lapangan kembali. Namun, ia menyebutkan bahwa hal tersebut akan dilakukan secepatknya setelah proses appraisal independent selesai dilakukan.

Advertisement

Sebelumnya Wakil Ketua DPD RI, GKR Hemas menyatakan realisasi pembanguan bandara NYIA bergantung dari keinginan masyarakat Kulonprogo. Masyarakat Kulonprogo juga harus menyadari bandara akan memicu pertumbuhan perekonomian yang siginifikan.

Menuru dia hingga kini masyarakat belum memahami benar manfaat keberadaan bandara khususnya bagi perkembangan ekonomi DIY, khususnya Kulonrogo. Masih adanya tentangan dari sebagian warga setempat menjadi indikasi bahwa pemahaman dan keinginan masyarakat masih belum sejalan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif