Jogja
Jumat, 8 April 2016 - 06:20 WIB

UJIAN NASIONAL : Sekolah Jangan Terjebak Raihan Nilai Tertinggi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ujian Nasional yang dilaksanakan dengan sistem computer based test atau Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (JIBI/Solopos/Dok.)

Ujian nasional diharapkan mengutamakan kejujuran

Harianjogja.com, JOGJA-Ombudsman Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (ORI DIY) menerima adanya laporan dari salah seorang siswa peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2016, mengenai aktivitas tanya jawab soal UN di sebuah grup obrolan ‘Line’.

Advertisement

Kepala ORI DIY Budhi Masturi pada temu media di kantor ORI DIY pada Kamis (7/4/2016) mengatakan, pelapor adalah satu orang peserta UN salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Jogja. Siswa yang oleh ORI dirahasiakan identitasnya ini menerangkan, dirinya cukup kaget ketika setelah selesai mengerjakan soal UN mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia dengan sistem UNBK, ia keluar ruangan dan membuka telepon genggam yang ia miliki. Ia sangat kaget karena melihat dalam grup yang ia ikuti tadi, terdapat kronologi percakapan menanyakan jawaban soal ujian mapel Bahasa Indonesia, disertai dengan lampiran foto soal dari sebuah halaman kerja UNBK di layar komputer, salah satu dari empat foto soal UNBK, ditampilkan dari layar laptop. Bukan hanya itu, ada tiga soal UN berbasis kertas yang juga dibagikan dalam halaman obrolan grup yang beranggotakan 195 orang siswa dari DIY dan luar DIY itu.

Dengan adanya laporan ini, ORI DIY ingin mempertanyakan seperti apa indikator integritas pelaksanaan UN yang membuat DIY berada di urutan nomor satu di Indonesia. Laporan ini akan diolah lebih lanjut, dan akan kami serahkan kepada tim pemantau ORI di tingkat pusat.

“Kami juga memiliki beberapa masukan bagi Pemerintah Daerah,” terangnya pada temu media di kantor ORI DIY pada Kamis (7/4/2016).

Advertisement

(Baca Juga : UJIAN NASIONAL : Ada Peserta yang Bertanya Lewat Grup Line)

Pertama, Kepala Sekolah jangan terjebak target keberhasilan penyelenggaraan UN dengan raihan nilai tertinggi saya yakin di DIY tidak ada kepala sekolah seperti itu, namun hal ini perlu menjadi perhatian bagi seluruh pihak. Kedua, ORI berharap ada pengawasan yang lebih intensif kepada peserta UN dan para pengawas, hingga mereka bisa membawa gadget ke dalam ruang ujian.

“Tentu kami akan tetap meminta penjelasan, upaya apa yang dilakukan Dinas untuk mencegah penyimpangan selama pelaksanaan ujian. Adanya siswa membawa gadget ini adalah kesengajaan atau sebuah kelalaian?” kata dia.

Advertisement

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan, pihaknya sudah mendapatkan informasi terkait pelaporan ke ORI DIY tersebut. Namun ia belum dapat memastikan foto soal tersebut difoto siswa asal DIY ataupun difoto siswa di kota ini, atau berasal dari daerah lain. Selama ini menurutnya, pengawasan UN di Jogja sudah ketat dalam membatasi siswa membawa telepon seluler ke dalam kelas saat ujian.

Ia mengaku tidak ingin gegabah menuduh siswa dari DIY melakukan kecurangan dalam UN tahun ini. Sebab bisa saja foto tersebut muncul bukan berasal dari DIY ataupun soal UN yang dikerjakan di hari yang sama.

Aji akan menunggu laporan dari ORI DIY untuk memastikan kejadian tersebut. Sehingga dapat mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Kalau sampai benar-benar ada yang memotret soal dan disebarkan maka siswa yang bersangkutan akan dapat sanksi tegas tidak lulus UN. Namun kami masih akan melakukan investigasi,” imbuhnya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif