Jogja
Jumat, 8 April 2016 - 06:55 WIB

PENCURIAN SLEMAN : Tindak Kejahatan Anak-anak, Mayoritas Faktor Pertemanan Jadi Penyebab

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencuri (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Pencurian Sleman dilakukan anak di bawah umur.

Harianjogja.com, SLEMAN – Setidaknya tiga pelajar salahsatu SMP swasta di Sleman nekat membobol sebuah gedung Taman Kanak-Kanan belum lama ini. Mereka ditangkap secara berurutan dan penahanannya dititipkan di Panti Sosial Bina Remaja Dinsos DIY, Kamis (7/4/2016).

Advertisement

Ketiga pelajar SMP tersebut yaitu NK, 15, HL, 16 dan WR, 13, semuanya warga Sleman. Sebelumnya tiga anak dibawah umur menjadi komplotan begal yang beraksi di Jalan Magelang. Mereka berinisial DD, 16, warga Tridadi Sleman, IM, 16, warga Moyudan, Sleman dan IL, 17, warga Triharjo, Sleman.

Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Sepuh Siregar menyampaika butuh sinergi semua pihak untuk menangani maraknya kriminalitas yang dilakukan anak di bawah umur.

(Baca Juga : PENCURIAN SLEMAN : Tiga Pelajar SMP Bobol Gedung TK)

Advertisement

“Yang jelas meski dia terlibat kejahatan seperti orang dewasa, kita tidak berani menahan. Jadi sesuai aturan dititipkan di panti sosial. Sehingga mereka tetap bisa mengikuti pendidikan,” ungkap Sepuh, Kamis (7/4/2016).

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Iptu Eko menambahkan, pengaruh teman tergolong besar untuk melakukan tindak kejahatan. Tiga tersangka NK, 15, HL, 16 dan WR, 13, misalnya, mereka teman sekolah bahkan satu sekolah dan kerap bersama. Meski masih di bawah umur tetapi berani merencanakan untuk membobol sekolah TK sekitar pukul 05.00 WIB.

“Mereka datang membawa alat untuk mencongkel jendela dan masuk gedung TK untuk mencuri,” tegasnya.

Advertisement

Ketiganya mengambil uang tunai Rp5 juta di TK tersebut serta Laptop dan Kamera serta sejumlah aksesoris komputer seperti speaker aktif. Mereka sempat meninggalkan palu dan pisau setelah mengacak-acak ruangan tersebut. Ironisnya uang hasil curian yang mencapai jutaan ludes untuk menyewa game online.

“Kebetulan kami menangkap mereka di sekolahnya, secara persuasif,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif