News
Jumat, 8 April 2016 - 12:45 WIB

HARGA MINYAK DUNIA : Reli Minyak Mentah WTI Berlanjut

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kilang minyak (migas.esdm.go.id)

Harga minyak dunia kembali naik seiring aksi profit taking.

Solopos.com, NEW YORK – Harga minyak mentah pagi ini, Jumat (8/4/2016)  kembali melanjutkan relinya setelah didera aksi profit taking kemarin. Aksi profit  taking terjadi, setelah minyak mengalami reli pada 5 dan 6 April 2016.

Advertisement

Patokan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk kontrak Mei 2016 pk. 09.16 WIB naik 1,66% ke US$37,88 per barel. Patokan Eropa, Brent kontrak Juni 2016 menguat 1,17% ke US$39,89/barel.

“Harga minyak mentah masih fluktuatif di tengah belum adanya kepastian pembatasan produksi oleh OPEC. Pertemuan di Doha 17 Aprril 2016 akan menjadi penentu,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (8/4/2016).

Harga minyak dunia turun pada penutupan perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB) setelah menguat tajam sesi sebelumnya, menyusul penurunan pertama dalam persediaan minyak AS dalam tujuh minggu terakhir.

Advertisement

Harga minyak telah meningkat lebih dari lima persen pada Rabu, setelah AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersialnya turun 4,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 1 April.

Tetapi kenaikan itu telah mendorong aksi ambil untung pada Kamis, terutama karena pasar minyak masih dipandang sebagai kelebihan pasokan, kata para analis.

“Pasar minyak telah berbalik lebih rendah akibat aksi ambil untung dari kenaikan tajam pada Rabu, karena para pedagang mengakui bahwa penurunan satu minggu dalam persediaan minyak mentah AS mungkin tidak mengisyaratkan perubahan di pasar yang lebih luas,” kata analis Citi Futures, Tim Evans seperti dikutip Antara, Jumat (8/4/2016).

Advertisement

James Williams dari WTRG Economics mengatakan pasar minyak mungkin akan diperdagangkan secara tidak stabil menjelang pertemuan produsen-produsen utama minyak pada 17 April di Qatar untuk membahas pembatasan produksi.

“Jelang pertemuan Doha, kita akan melihat pasar naik dan turun, banyak bergantung pada apa yang dikatkan anggota-anggota OPEC,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif