Soloraya
Kamis, 7 April 2016 - 18:15 WIB

TAMAN SATWA TARU JURUG : TSTJ Bakal Dilengkapi Museum Satwa 3 Lantai

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masterplan revitalisasi TSTJ. (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Taman Satwa Taru Jurug, manajemen TSTJ akan menambah wahana baru di Jurug.

Solopos.com, SOLO–Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) bakal ditambah dengan pembangunan museum satwa tiga lantai. Usulan dana untuk rehab total kebun binatang ini diperkirakan mencapai Rp170 miliar.

Advertisement

Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Santoso Dasir Santoso, mengemukakan manajemen pengelola TSTJ telah berkonsultasi dan memaparkan grand design ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akhir Februari lalu.

“Sesuai arahan KLHK, kami diminta untuk menambah museum di Jurug. Kalau bisa tiga tingkat. Nanti lantai satu dan dua bisa dipakai untuk ruang pamer satwa dan lantai tiga bisa dipakai untuk ruang pertemuan,” terangnya kepada Solopos.com, Kamis (7/4/2016).

Lebih lanjut Bimo menjelaskan keberadaan museum tersebut nantinya untuk menunjang fungsi edukasi kebun binatang. Selain itu, tambahnya, TSTJ juga menerima masukan dari KLHK untuk menambahkan taman bermain anak sebagai pelengkap sarana rekreasi. “Sebagai salah satu target kebun binatang percontohan, revitalisasi diarahkan bisa memenuhi fungsi konservasi, edukasi, dan rekreasi,” paparnya.

Advertisement

Disinggung soal rasionalisasi anggaran pascapenambahan museum, ruang pertemuan, dan taman bermain, Bimo mengungkapkan pihaknya juga mengajukan revisi anggaran. Sebelumnya, estimasi awal revitalisasi sesuai standar Singapore Zoo menelan biaya Rp10 miliar/hektare. TSTJ memiliki luas kurang lebih 14 hektare sehingga memerlukan sedikitnya Rp140 miliar.

“Untuk museum, gedung pertemuan, dan taman bermain tidak butuh alokasi tambahan dana. Desainnya saja yang disesuaikan [dengan estimasi usulan anggaran sebelum direvisi]. Usulan anggaran baru tambah Rp30 miliar untuk biaya tak terduga, pajak, dan lain-lain,” ungkapnya.

Menurut Bimo, pihaknya masih membuka peluang pengembangan TSTJ bagi pihak swasta. “Swasta masuk silakan. Ada lahan sekitar 3,5 hektare di sisi yang berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo [bersebelahan dengan Taman Gesang] masih kosong. Yang jelas bukan untuk mal dan hotel karena kami sudah punya lahan komersial sendiri,” tuturnya.

Advertisement

Terkait realisasi pembangunan megaproyek di gerbang pintu masuk Kota Solo sisi timur ini, Bimo belum bisa memastikannya. “Yang jelas dari KLHK sudah mengajukan ke Presiden [Joko Widodo]. Saat ini tinggal menanti keputusan dari pemerintah pusat. Rencananya Presiden mau ke Jurug 26 Juli nanti. Mudah-mudahan [pembangunan] bisa segera terealisasi,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif