PSS Sleman, manajemen masih memantau.
Harianjogja.com, SLEMAN-Mengingat waktu tim PSS Sleman bertandang ke Semarang, Sabtu (9/4/2016) semakin mendesak, persiapan teknis tim pun kian dikebut oleh Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro. Salah satu upayanya adalah dengan menambah porsi latihan untuk Anang Hadi, dkk.
Waktu latihan yang semula hanya satu kali dalam sehari, oleh Seto kali ini ditambah menjadi dua sesi, yakni sesi pagi dan sore. Begitu juga dengan materi latihan, Seto menambahkan variasi.
“Jadi tak hanya tactical training, tapi juga endurance training,” kata Seto, Rabu (6/4/2016).
Sementara saat ditanya mengenai minimnya stok striker PSS Sleman, pelatih asal Kalasan itu mengaku memiliki trik khusus untuk mengantisipasinya. Perlahan, dirinya mulai menerapkan latihan pola false IX untuk skuat PSS Sleman.
Dijelaskannya, pola ini memang penting untuk mengantisipasinya tak adanya striker murni yang bertugas sebagai goal getter. Untuk itu diperlukan seorang penyerang yang memiliki fungsi sebagai wall passer untuk para gelandang dan winger.
Menurut Seto, posisi ini bisa diberikan kepada Tri Handoko. Sadar bahwa satu-satunya penyerang yang dimilikinya itu bukan pemain dengan tipikal penyerang murni, maka ia pun berpikir untuk merancang pola false IX dengan menempatkan Ndok (sapaan Tri Handoko) sebagai penyerang.
“Karena pada dasarnya false IX itu tak hanya di tengah saja sebagai tembok pengumpan, tapi juga bisa bergerak melebar ke kanan dan kiri. Saya rasa Ndok punya kemampuan untuk ini,” ucapnya.