Jatim
Kamis, 7 April 2016 - 23:05 WIB

PERKEBUNAN PACITAN : Pemkab Pacitan Gandeng Swasta Budidayakan Kakao

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - kakao (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Pertanian Pacitan bidang kakao akan dikembangkan dengan menggandeng pihak swasta.

Madiunpos.com, PACITAN — Pemerintah Kabupaten Pacitan menjalin kerja sama dengan pihak swasta dalam mengelola potensi kakao yang ada di wilayah setempat. Hal itu dilakukan karena selama ini potensi kakao di Pacitan belum tergarap maksimal.

Advertisement

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pacitan, Bambang Supriyoko, mengatakan Pacitan memiliki potensi besar dalam hal budidaya kakao.

Luas lahan kakao menurutnya mencapai 500 hektare dengan perkiraan setiap hektare ada tertanam 1.500 batang pohon kakao. Lahan tersebut tersebar di Tulakan, Kebonagung, Sudimoro, dan Ngadirojo.

Bambang menambahlan meski luas lahan kakao sangat luas, tetapi selama ini produksinya belum optimal. Sehingga kekayaan alam tersebut belum bisa mengangkat nilai ekonomi masyarakat.

Advertisement

Menurut dia, kondisi tersebut dikarenakan pengelolaan lahan masih dilakukan secara tradisional dengan pola tumpang sari. Selain itu, hama penggerek buah kopi juga menjadi ancaman yang serius bagi tanaman kakao siap panen.

Mengenai permasalahan itu, kata dia, pemerintah menjalin kerja sama dengan pihak swasta yang terdiri atas lembaga penelitian kakao dan gabungan eksportir kakao.

“Pihak swasta ini akan mendampingi petani mulai penanaman, perawatan, hingga pohon kakao pascapanen,” kata dia yang dikutip Madiunpos.com dari laman pacitankab.go.id, Rabu (6/4/2016).

Advertisement

Bambang menjelaskan selain membina petani pemilik lahan, kegiatan kemitraan ini juga meliputi perluasan areal tanam.

Perluasan areal tanam difokuskan di kawasan sepanjang jalan lintas selatan (JLS) yang menjadi penghubung Pacitan dengan kabupaten lain seperti Trenggalek, Malang, Blitar, dan Bondowoso.

“Kami berharap dengan adanya budidaya ini bisa meningkatkan produksi kakao di Pacitan. Ini juga sekaligus untuk memenuhi kebutuhan cokelat nasional yang selama ini hanya mengandalkan produk asal Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Bali,” tambah Bambang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif