News
Kamis, 7 April 2016 - 04:10 WIB

BISNIS STARTUP : Inilah Peran Penting Angel Investor

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Angel Investor (Liputan6.com)

Bisnis startup harus memiliki angel investor. Mengapa?

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah startup sudah bermunculan di Indonesia, beberapa di antaranya sudah menjadi besar, sebut saja Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka, yang berevolusi menjadi perusahaan unicorn karena memiliki nilai korporasi lebih dari Rp1 triliun.

Advertisement

Di balik kesuksesan startup tentu ada banyak faktor yang menyertainya. Selain ide atau gagasan, pendiri, produk, dan tentu saja investor awal atau yang biasa disebut angel investor.

Angel investor biasanya merupakan pihak paling awal yang percaya dan berani mengambil risiko terhadap satu konsep produk satu startup, ketika investor lain tidak atau belum berani mengucurkan dananya.

Advertisement

Angel investor biasanya merupakan pihak paling awal yang percaya dan berani mengambil risiko terhadap satu konsep produk satu startup, ketika investor lain tidak atau belum berani mengucurkan dananya.

Managing Partner Ideosource, Andi S. Boediman, menyebut angel investor adalah entrepreneur yang berani mengambil risiko dengan berinvestasi di startup yang baru beroperasi atau fase awal.

“Angel investor biasanya memberikan modal, tapi bisa juga non-modal,” ujar Andi, yang menjadi investor di Bhinneka.com, seperti dikutip dari Antara, Rabu (6/4/2016).

Advertisement

Mereka juga biasanya mengambil peran lebih aktif dan kadang menjadi mentor dari startup yang mereka danai. Angle investor adalah investor pertama yang masuk dan investasi ke startup.

Biasanya mereka masuk saat produk masih dalam tahap awal, baru konsep saja, atau masih prototipe. Nilai investasinya sekitar Rp100 juta hingga Rp300 juta.

“Angel investor itu penting karena pada tahap awal startup belum ada hasil yang cukup untuk menarik investasi dari venture company, yang banyak mementingkan return dan lebih suka memilih startup atau produk yang risikonya lebih kecil atau sudah mapan,“ ujar Andy Zain.

Advertisement

Hal menarik yang ada di sisi angel investor, sebagian dari mereka rela merogoh sakunya dalam-dalam demi membantu mewujudkan ide dan mimpi perusahaan rintisan. Misalnya, Victor Fungkong, yang memasuki bisnis teknologi informasi dan Internet lewat Indonusa dengan memiliki saham di Tokopedia.com, Docotel.com, dan lain-lain.

Menariknya, di Tokopedia, Victor bukan hanya berperan sebagai angel investor, tapi bisa dikatakan founder. Victor, selain mendanai tahap-tahap awal Tokopedia pada periode 2009-2010, juga aktif memberikan ide-ide dan hasil risetnya kepada William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison, saat Tokopedia masih berupa gagasan atau ide.

Ia turut andil di bagian kreatif dan pengembangan, mulai dari bisnis model hingga strategi bisnisnya. Maklum saja, Victor sudah berpengalaman di bisnis Internet dengan membangun startup sejak 2000 di Amerika Serikat. Sementara sejak 2007 William dan Leon adalah karyawan Indocom Group, kelompok usaha milik Victor.

Advertisement

Kemudian Victor, Leon, dan William  mendirikan Tokopedia, yang pendaftaran hak merek Tokopedia dilakukan sendiri oleh Victor pada Desember 2008 hingga Tokopedia berdiri sebagai perusahaan pada Februari 2009.

Operasional dipercayakan kepada Leon dan William yang secara profesional digaji di Tokopedia. Pada 6 Februari 2009, Victor mendirikan akta perusahaan PT Tokopedia dan menyatakan siap berinvestasi sendiri di Tokopedia.com saat Tokopedia tidak berhasil mendapatkan investor.

Bukti Nyata

Sebagaimana dikutip dari Liputan6.com, Rabu, berdasarkan akta perusahaan PT Tokopedia, Victor berkomitmen investasi Rp2,4 miliar sehingga memiliki saham sebesar 80% di Tokopedia.

Sisanya diberikan kepada William dan Leontinus, masing-masing 10 persen, padahal keduanya tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Selain mendanai Tokopedia di tahap awal, Victor juga membantu operasional Tokopedia hingga masuk East Ventures sebagai investor pertama Tokopedia pada Januari 2010.

Seperti dalam hal ide, strategi, bisnis model, masalah legal, keuangan, bank, akuntansi, perpajakan, dan pemilihan mitra strategis seperti dengan East Ventures.

Berkat Victor, di awal-awal usaha, Tokopedia mendapat bantuan sumber daya manusia dari karyawan PT Indonusa yang mengurusi masalah operasional seperti keuangan, akuntansi, dan legal.

Di Indonesia, nama-nama angel investor di startup memang cenderung tertutup rapat. Tak heran, seperti istilahnya, angel investor ini kebanyakan anonim.

Meski jarang angel investor yang muncul ke permukaan tapi produk dan aplikasi hasil pengembangan timnya kerap muncul, Go-Jek dan Tokopedia jadi bukti nyata.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif