Jatim
Selasa, 5 April 2016 - 19:05 WIB

UJIAN NASIONAL 2016 : UN di Blitar, Pakai Baju Jadul hingga Kerjakan Soal di Ambulans

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sri Yuni Wigati (kanan) mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) dengan didampingi pengawas ujian di dalam mobil ambulans di SMAK Diponegoro Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (5/4/2016). Pelajar itu terpaksa mengerjakan soal UN di mobil ambulans lantaran mengalami patah tulang pada bahu kirinya, setelah terlibat kecelakaan beberapa hari sebelum hari H pelaksanaan UN. (JIBI/Solopos/Antara/Irfan Anshori)

Ujian Nasional 2016 di Blitar dilaksanakan menggunakan baju jadul.

Madiunpos.com, BLITAR – Kondisi sakit tak menghalangi pelajar SMAK Diponegoro, Kota Blitar, Jawa Timur, Sri Yuni Wigati, untuk tetap mengikuti ujian nasional (UN) 2016. Ia mengerjakan soal UN di mobil ambulans.

Advertisement

Kepala SMAK Diponegoro Kota Blitar Maria Magdalena Masa Miyeke mengemukakan anak didiknya itu mengalami kecelakaan saat pulang sekolah. Lukanya cukup parah, sehingga tidak memungkinkan untuk ujian di dalam ruang kelas.

“Ia pulang sekolah dan kecelakaan di Garum. Ia rumahnya di Wlingi, dan sampai di tengah perjalanan kecelakaan,” katanya kepada wartawan di Blitar, Selasa (5/4/2016).

Advertisement

“Ia pulang sekolah dan kecelakaan di Garum. Ia rumahnya di Wlingi, dan sampai di tengah perjalanan kecelakaan,” katanya kepada wartawan di Blitar, Selasa (5/4/2016).

Ia mengatakan, kecelakaan itu terjadi dua pekan sebelum pelaksanaan ujian nasional. Kejadian kecelakaan itu menyebabkan tulang di dada anak tersebut patah, sehingga masih belum bisa ketika harus ujian di dalam ruang kelas.

“Kami minta bantuan PMI Kota Blitar untuk menjemput dan memulangkan siswa itu [dengan ambulans],” ujarnya.

Advertisement

Selama kegiatan ujian, anak-anak di sekolah itu mengenakan baju jadul yang terdiri atas baju kebaya untuk perempuan serta beskap untuk laki-laki, sesuai dengan instruksi dari Pemkot Blitar. Hal yang sama juga dilakukan Sri Yuni Wigati yang ujian di mobil ambulans.

Di Kota Blitar belum semua sekolah menerapkan ujian berbasis komputer. Secara total, terdapat lebih dari 5.000 peserta ujian baik SMA/SMK. Di kota ini, sebanyak enam sekolah menggunakan sistem komputer serta 21 sekolah ujian manual atau menggunakan kertas.

Peserta Ujian Nasional (UN) yang berpakaian ala zaman dahulu atau jadul menunjukkan kartu tanda peserta ujian di salah satu SMA di Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (4/4/2016).  (JIBI/Solopos/Antara/Irfan Anshori)

Advertisement

Sebelumnya, Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar mengemukakan baju yang dikenakan anak-anak saat ujian memang bukan seragam sekolah. Salah satunya, karena kegiatan ujian bertepatan dengan peringatan HUT ke-110 Kota Blitar.

“Selama tujuh hari itu memang saya wajibkan memakai baju jadul termasuk anak-anak SMA sederajat yang hari ini melaksanakan ujian nasional,” katanya kepada wartawan di Blitar, Senin (4/4/2016).

Wali Kota juga menegaskan pemakaian baju jadul tersebut tidak berniat melanggar pakem dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan saat pelaksanaan UN. “Dalam ujian nasional yang terpenting adalah hasil, yang penting hasilnya bagus,” katanya.

Advertisement

Namun, dari hasil evaluasi, ternyata kegiatan UN di Kota Blitar berjalan dengan lancar. Dari pihak sekolah tidak mengalami kesulitan berarti, termasuk sekolah yang menyelenggarakan UN berbasis komputer.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif