Soloraya
Selasa, 5 April 2016 - 16:00 WIB

PENGGEREBEKAN DENSUS 88 : Mabes Polri Ngotot Sebut Siyono yang Menyerang Densus

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, menabur bungi di makam Siyono, warga Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Cawas, Rabu (30/3/2016). PP Muhammadiyah siap melakukan advokasi terhadap istri Siyono, Suratmi, beserta keluarganya. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Penggerebekan Densus 88 di Cawas, Klaten, yang berujung kematian Siyono, tak mengubah pendirian Mabes Polri.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan, mengakui adanya dua poin kesalahan dalam prosedur penangkapan Siyono yang berujung pada kematiannya. Namun, kesalahan itu bukan soal penangkapan Siyono atau yang membuatnya meninggal dunia.

Advertisement

“Pertama, membuka borgol SY, dan kedua, hanya mengawal sendiri,” ujarnya, Selasa (5/4/2016). Anton menegaskan kematian Siyono bukan kesengajaan dan tetap menuding pria asal Cawas, Klaten, itu yang menyerang terlebih dahulu.

Dalam konferensi pers tersebut, dirinya kembali memaparkan bahwa Siyono meninggal lantaran melawan anggota Densus 88 yang saat itu menangkapnya. Baca juga: Fakta Gelap Kematian Siyono: Dibawa Selamat, Pulang Jadi Mayat.

“Meninggalnya Siyono kami turut berduka, ini bukan sengaja tapi insiden. Dia menyerang duluan, mau merebut senjata jadi berkelahi. Memang dari awal SY itu kooperatif. Namun saat borgol dibuka, dia mulai melawan anggota Densus sehingga terjadilah insiden tersebut,” kilahnya.

Advertisement

Dalam kesempatan tersebut, Anton mengklaim bahwa apa yang dilakukan Densus 88 tidaklah salah. “Densus tidak salah, dia menangkap SY berlandaskan 3 saksi,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif