News
Selasa, 5 April 2016 - 20:30 WIB

PANAMA PAPERS : Dari CT Sampai Agung Podomoro, Ramai-Ramai Bantah Terkait Mossack Fonseca

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Chairul Tanjung (Dok/JIBI/Bisnis)

Panama Papers menyebut sejumlah taipan/perusahaan Indonesia, dari CT sampai Agung Podomoro, pernah terkait Mossack Fonseca.

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah tokoh yang namanya tercantum dalam Panama Paper kompak berkelit terlibat dalam transaksi keuangan ilegal dan penghindaran pajak yang dibantu oleh firma hukum Mossack Fonseca.

Advertisement

Dalam bocoran data yang dipaparkan oleh International Consortium of Investigate Journalism (ICIJ), total terdapat 11,5 juta dokumen yang memuat para pejabat dan pesohor di seluruh dunia, tak terkecuali individu dan perusahaan asal Indonesia. Laman resmi ICIJ yang menampilkan dokumen Panama Paper menyebutkan 2.961 individu dan perusahaan dari Tanah Air terlibat dalam transaksi yang dijembatani Mossack Fonseca.

Para pejabat, pengusaha besar, dan perusahaan terkenal asal Indonesia itu masuk dalam daftar klien yang pernah meminta bantuan firma hukum terbesar keempat di dunia itu, untuk mendirikan perusahaan di kawasan bebas pajak di luar negeri (offshore).

Advertisement

Para pejabat, pengusaha besar, dan perusahaan terkenal asal Indonesia itu masuk dalam daftar klien yang pernah meminta bantuan firma hukum terbesar keempat di dunia itu, untuk mendirikan perusahaan di kawasan bebas pajak di luar negeri (offshore).

Namun, tak semua individu dan perusahaan mengakui keterlibatannya dengan firma hukum yang identik dengan praktik penghindaran pajak beserta sanksinya dan transaksi keuangan ilegal. Mereka rata-rata menjawab bahwa pihaknya tidak tahu menahu tentang dokumen tersebut.

Chairul Tanjung yang merupakan mantan Menteri Koordinator Perekonomian pada 2014 menjadi salah satu nama yang masuk dalam daftar tersebut. Pengusaha pemilik CT Corp. yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources ini mengaku tidak mengetahui kabar tentang Panama Papers.

Advertisement

Sementara itu, CEO PT Visi Media Asia (VIVA) Anindya Bakrie yang namanya juga disebut dalam Panama Papers mengaku baru mengetahui kabar tersebut dari wartawan. Dia mengaku akan meneliti dan mempelajari terlebih dahulu isi bocoran dokumen tersebut. “Saya malah baru dengar tadi dari teman-teman wartawan. Saya baru mau pelajari dulu topik ini,” katanya kepada Bisnis/JIBI, Selasa.

Sedangkan Hilmi Panigoro, adik dari pemilik PT Medco Energi International Tbk. Arifin Panigoro, mengaku masih belum mengetahui mengapa namanya masuk ke dalam daftar Panama Paper. “Saya masih belum mengerti apa artinya jika nama saya masuk di Panama Papers,” katanya, Selasa.

Namun demikian, penggunaan jasa firma hukum dan mendirikan perusahaan di kawasan offshore tersebut tak serta merta hanya digunakan untuk menggelapkan pajak. Dia menegaskan hal tersebut lebih dimanfaatkan untuk mengelola resiko bisnis.

Advertisement

Pengakuan ketidaktahuan tentang dokumen Panama Papers pun muncul dari PT Bank Danamon, dan PT Agung Podomoro Group. Investor Relations Agung Podomoro, Wibisono, pun menolak berkomentar terkait kasus ini.

Namun demikian, hal berbeda dilakukan oleh pengusaha yang kini menapaki karir politiknya bersama Partai Gerindra Sandiaga Uno. Dia mengaku dalam proses investasi sangat lazim menggunakan lembaga hukum atau jasa penyedia perusahaan offshore. Dia pun tak menolak bahwa dirinya pernah terlibat dengan otoritas tersebut.

“Namun demikian, [dalam menyewa jasa biro hukum untuk menjembatani pembuatan perusahaan offshore] kita harus sesuaikan dengan hukum yang berlaku,” katanya.

Advertisement

Selain nama-nama di atas, terdapat pula sejumlah nama pengusaha dan perusahaan kenamaan di Indonesia. Mereka antara lain Erick Thohir, Garibaldy Thohir, Rosan Roslani, Erwin Aksa, Budiono Darsono, Gita Wirjawan, Anthony Salim, James Riady, Pieter Tanuri dan lain-lain.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif