Jateng
Selasa, 5 April 2016 - 17:50 WIB

KEMISKINAN JATENG : Ganjar Klaim Warga Miskin Turun, Meski Belum Sesuai Harapan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Penduduk miskin Jateng pada 2015 masih sebanyak 4,505 juta jiwa atau 13,32%.

Semarangpos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengklaim jumlah penduduk miskin di Jateng mengalami penurunan.

Advertisement

“Jumlah penduduk miskin di Jateng pada September 2015 sebesar 13,32 persen atau sebanyak 4,505 juta jiwa. Turun dibanding keadaan September 2014 sebesar 13,58 persen atau sebanyak 4,561 juta jiwa,” kata Ganjar pada laporan keterangan pertanggungjawaban Gubernur Jateng kepada DPRD Jateng akhir tahun anggaran 2015.

Penurunan penduduk miskin ini, menurut Ganjar, masih belum sesuai harapan, karena sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mantergetkan penduduk miskin pada 2015 sebesar 9.05%

Untuk menurunkan jumlah penduduk miskin, Pemprov Jateng telah mengupayakan berbagai program maupun kegiatan penanggulangan kemiskinan, antara lain perluasan cakupan pelayanan sosial dasar melalui kegiatan pemberian bantuan pendidikan bagi siswa miskin.

Advertisement

Pelayanan kesehatan, dan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), pendekatan pembangunan berdimensi kewilayahan, peningkatan infrastruktur dasar perdesaan melalui bantuan desa, dan penanganan lintas sektor. “Pada 2016 jumlah penduduk miskin di Jateng diharapkan bisa turun menjadi 8,6 persen,” harap Ganjar.

Di samping penduduk miskin, Ganjar juga mengungkapkan jumlah pengangguran di Jateng pada 2015 juga mengalami penurunan dibandingkan 2014.

Menurut dia, pada Agustus 2015 jumlah pengangguran di Jateng tercatat sebesar 863.783 orang atau 4,99%, menurun dibandingkan jumlah pengangguran pada 2014 sebanyak 996.334 orang atau 5,68%.

Advertisement

“Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan pengguran antara lain dengan peningkatan kapasitas keterampilan tenaga kerja di Balai Latihan Kerja [BLK], penyelenggaraan bursa kerja, dan meningkatkan kegiatan kewirausahaan,” ujar gubernur.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Jateng Chamim Irfani menilai Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tidak serius untuk mengurangi jumlah penduduk miskin.

Indikasinya, menurut dia, dapat dilihat dari masih rendahnya alokasi anggaran dana pada APBD 2016 untuk sektor perekonomian sehingga berdampak terhadap kelesuan ekonomi masyarakat. “Dari total RAPBD Jateng 2016 sekitar Rp19,5 triliun, alokasi anggaran untuk perekonomian masih di bawah Rp1 triliun. Jika anggaran untuk sektor perekonomian masih diabaikan maka jangan harap angka kemiskinan di Jateng akan turun,” ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif