Soloraya
Selasa, 5 April 2016 - 19:02 WIB

KECELAKAAN KERJA : Pembangunan Gedung Pimpinan DPRD Solo Makan Korban, 1 Pekerja Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Inafis Polresta Solo menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan kerja proyek pembangunan gedung di kompleks Kantor DPRD Solo, Selasa (5/4/2016). Kecelakaan tersebut mengakibatkan satu pekerja warga Kampung Lorok, Tawangsari, Sukoharjo, Dwi Purwoko, 30, meninggal dunia karena luka serius dibagian kepala akibat tertimpa tembok bangunan gedung yang roboh. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Kecelakaan kerja terjadi di proyek pembangunan gedung pimpinan DPRD Solo.

Solopos.com, SOLO–Pembangunan gedung pimpinan DPRD Solo menelan korban jiwa. Satu pekerja meninggal dunia setelah kepalanya terjepit tembok yang runtuh, Selasa (5/4/2016) sore.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com di lokasi kejadian, insiden maut itu bermula ketika empat orang pekerja dari kontraktor PT Surya Cipta Sarana membongkar gedung bekas garasi mobil pimpinan DPRD. Sekitar pukul 14.30 WIB, tahapan pembongkaran gedung garasi tiba pada perobohan tembok yang berada di samping tembok pembatas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo. Keempat pekerja lantas naik tembok PDAM untuk merobohkan tembok bekas garasi dari sisi timur.

Tiga pekerja bertugas mendorong tembok agar ambruk ke arah barat. Satu pekerja bernama Dwi Purwoko, 30, bertugas memastikan tembok siap roboh dengan cara memasukkan kepalanya pada sebuah tembok yang telah dia lubangi.

Nahas, ketika posisi kepala Purwoko masih di dalam lubang tembok, tiba-tiba tembok roboh ke sisi barat. Kepala pekerja asal RT 003/ RW 011 Desa Lorog, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, itu pun tergencet hingga remuk. Tubuh korban ikut terjatuh bersamaan dengan robohnya tembok.

Advertisement

“Berdasarkan olah TKP [tempat kejadian perkara] dugaan kuat adalah kecelakaan kerja murni. Kami belum menemukan adanya unsur kesengajaan atas hilangnya nyawa korban,” papar Kanit Intel Polresta Solo, AKP Sajimin, kepada Solopos.com di sela-sela olah TKP.

Selain ditemukan adanya darah berceceran di reruntuhan bangunan, di lokasi kejadian juga ditemukan adanya bekas darah bercucuran yang menempel di dinding tembok yang belum runtuh. Hal ini menunjukkan bahwa kepala korban sempat remuk saat tergencet tembok sebelum akhirnya jatuh bersama dengan reruntuhan tembok. Nyawa korban melayang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit (RS) Panti Waluyo.

“Korban mengalami luka parah di bagian kepala dan muka,” paparnya.

Advertisement

Proyek pembangunan gedung pimpinan DPRD itu dimulai sepekan lalu. Adapun pembongkaran tembok dimulai per hari itu, Selasa (5/4/2016).

Sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), lanjut Sajimin, polisi segera melakukan visum dan autopsi korban. Namun, jika pihak keluarga keberatan dan sudah menerima insiden itu sebagai musibah, polisi tak akan melakukan autopsi.

“Tugas polisi kan melayani masyarakat. Jika keluarga keberatan, kami tak akan memaksa,“ paparnya.

Salah satu anggota DPRD Solo, Moh. Amin, mengaku sama sekali tak tahu kejadian maut itu. Lokasi proyek senilai Rp3,9 miliar itu dipagari seng keliling. “Saya sama sekali enggak dengar ada tembok roboh. Tahu-tahu sudah ramai begini,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif