Soloraya
Selasa, 5 April 2016 - 16:25 WIB

JAMU TRADISIONAL BOYOLALI : Ajak Warga Tanam Empon-Empon dengan Parade Jamu Gendong

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah perajin sekaligus pedagang jamu tradisional bersiap mengikuti Parade Jamu Gendong, yang digelar Pemerintah Desa (Pemdes) Penggung, Kecamatan Boyolali Kota, Selasa (5/4/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Jamu tradisional Boyolali merupakan salah satu potensi desa yang saat ini belum tergarap maksimal.

Solopos.com, BOYOLALI – Tidak seperti biasanya, Selasa (5/4/2016) pagi Kusrini, warga RT 001/RW 006,Dukuh Pule, Desa Penggung, Kecamatan Boyolali Kota, harus membawa sepuluhan botol jamu dengan satu keranjang yang digendong.

Advertisement

Dia sedikit kesulitan saat hendak mengangkat dan menaruh keranjang jamu itu ke punggungnya. “Duh, susah sekali. Biasanya botol-botol jamu ini saya taruh di keranjang khusus terus saya angkut pakai sepeda, baru kemudian saya keliling,” kata Kusrini, saat berbincang dengan solopos.com, sesaat sebelum perhelatan Parade Jamu Gendong, yang digelar di Pemerintah Desa (Pemdes) Penggung, Selasa.

Kusrini adalah salah satu pengrajin jamu asal desa yang berada di wilayah paling barat Kecamatan Boyolali Kota. Sudah lima tahun ini dia mencari nafkah dengan membuat jamu tradisional dan menjualnya ke sekitar desa.

Advertisement

Kusrini adalah salah satu pengrajin jamu asal desa yang berada di wilayah paling barat Kecamatan Boyolali Kota. Sudah lima tahun ini dia mencari nafkah dengan membuat jamu tradisional dan menjualnya ke sekitar desa.

Warga RT 005/RW 008, Dukuh Ringinsari, Surani, juga telah menghabiskan masa remajanya dengan berjualan jamu. Berbeda dengan Kusrini, Surani masih setia dengan tradisi jamu gendong. Dia berjalan kaki ke berbagai desa menjajakan jamu tradisional.

“Saya biasanya berjualan di Singkil dan Sunggingan.”

Advertisement

“Sebenarnya saya juga ingin bisa menanam sendiri bahan-bahan pembuatan jamu, tetapi saya tidak punya lahan,” ujar Surani.

Kepala Desa (Kades) Penggung, Suyamto, menjelaskan sedikitnya ada sepuluh warganya yang bergerak di industri jamu skala kecil. Jamu adalah salah satu potensi desa yang saat ini belum tergarap maksimal. Melalui ajang Parade Jamu Gendong yang diikuti dua belas pedagang jamu tradisional, Suyamto ingin merangsang warga Penggung pemilik lahan untuk mau menanam empon-empon sebagai bahan utama pembuatan jamu.

“Warga bisa memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam empon-empon. Tidak perlu lahan luas tapi hasilnya maksimal. Pasarnya sudah jelas, dan ke depan kami akan mensinergikan warga petani dan perajin jamu,” kata Suyamto.

Advertisement

Saat ini sudah banyak warga Penggung yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur-sayuran dan empon-empon. Namun, untuk petani yang menanam empon-empon ini belum terkoordinasi agar bisa memasok bahan baku kepada perajin jamu.

Pada bagian lain, Pemdes Penggung juga menggelar Lomba Cipta Menu Identitas dan Penyajian Makanan Kecil yang melibatkan ibu-ibu di 12 RW. Berbagai makanan tradisional seperti tahu dan tempe bacem, karak, sayur lodeh dan berbagai makanan lainnya dilombakan dalam kegiatan tersebut.

Dalam acara tersebut, juga ditampilkan beragam makanan tradisional berbasis hasil kebun sendiri. Salah satu tujuannya adalah untuk memberikan nilai tambah serta mendongkrak ekonomi masyarakat.

Advertisement

Menurut tokoh masyarakat setempat, Agus Wiyono, kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara Bersih Desa. “Acara semacam ini telah berjalan sejak ratusan tahun sebagai ucapan syukur atas hasil panen,” kata Agus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif