Soloraya
Selasa, 5 April 2016 - 16:15 WIB

INFRASTRUKTUR SRAGEN : Erosi Dam Wangan Kedungupit Kian Parah, Jalan Usaha Tani Putus

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - erosi di dam Wangan Kedungupit, Sragen. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kerusakan infrastruktur Sragen, jalan usaha tani di Desa Kedungupit, Sragen, putus karena erosi dam.

Solopos.com, SRAGEN–Kerusakan dam parit milik Dinas Pertanian (Distan) di Kali Wangan, Kedungupit, Kecamatan Sragen Kota, semakin parah. Erosi tanah akibat kikisan arus air Kali Wangan sampai memutus jalan usaha tani dan lahan sawah milik lima orang petani di Desa Kedungupit. Para petani mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen segera memperbaiki dam parit plus jalan usaha tani yang putus itu.

Advertisement

Erosi tanah di tebing sungai sisi timur terjadi pada banjir yang terjadi akhir Februari lalu. Banjir tersebut juga memutus jalan usaha tani sepanjang 10 meter di utara Jembatan Wangan. Banjir kedua yang terjadi awal Maret lalu membuat erosi tanah di tebing sungai sisi timur bertambah parah. Hingga awal April, erosi sudah memutus jalan usaha tani di sisi timur sungai atau di sebelah selatan Jembatan Wangan.

Kepala Desa Kedungupit, H. Suryanto, saat ditemui wartawan di Jembatan Wangan, Dukuh Blimbingrejo, Kedungupit, Selasa (5/4/2016), menyampaikan jalan usaha tani di sebelah utara jembatan sudah diperbaiki dengan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) senilai Rp45 juta. Jalan usaha tani itu, kata dia, bisa digunakan petani untuk berlalu-lalang ke lahan pertaniannya.

“Baru selesai perbaikan di sisi utara, jalan usaha tani di sisi selatan jembatan putus lagi dan lubangnya menganga sangat lebar. Panjang tanah yang terkena erosi mencapai 50 meter dengan lebar dari tebing sungai sampai 10 meter. Ada lima petani yang sawahnya ikut terkikis arus sungai saat banjir sepanjang 25 meter dan selebar 5 meter,” kata Kades Kedungupit.

Advertisement

Kelima petani yang menjadi merugi karena dampak erosi itu terdiri atas Warno, Narto, Gito, Radi, dan Marsono. Suryanto khawatir bila erosi sungai terus dibiarkan akan mengancam Jembatan Wangan karena jarak erosi dan jembatan kurang dari 10 meter. Suryanto sudah mengutus bayan desa untuk meminta penjelasan dari Distan terkait kapan pembangunan dam parit dan jalan usaha tani dimulai.

“Saya sudah menerima RAB [rencana anggaran biaya] yang dibuat dari DPU [Dinas Pekerjaan Umum]. Rencana pembangunan dam parit Kali Wangan ini direncanakan menelan anggaran Rp445 juta. Kami tinggal menunggu kepastiannya karena warga sudah mendesak terus,” tambah dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Heru Wahyudi, berhara pembangunan dam parit di Kedungupit mulai dikerjakan pada April ini. Heru masih menunggu persyaratan dokumen untuk melengkapi pengajuan nota dinas ke Bupati Sragen dan BPBD Jawa Tengah.

Advertisement

Heru mendengar surat keterangan dari Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) Jawa Tengah yang menerangkan Sragen masuk daerah darurat bencana sudah turun. Heru tinggal menunggu berita acara pernyataan darurat bencana untuk dam parit Kali Wangan dari Distan.

“Dokumen itu akan kami jadikan lampiran untuk mengajukan nota dinas ke Bupati. Ada dua alternatif sumber dana, yakni dana tak terduga [APBD] atau dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kami berharap dananya dari APBD saja sehingga lebih cepat. Karena darurat bencana, kami langsung bisa menunjuk rekanan pelaksana pekerjaan,” kata Heru.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif