Jogja
Selasa, 5 April 2016 - 03:40 WIB

HARGA PASAR : Harga Bahan Pokok Stabil, Pedagang Sepi Pembeli

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

 

Penurunan harga BBM beberapa waktu lalu tak mempengaruhi harga komoditas pokok di pasar tradisional Wonosari, Argosari.

Advertisement

 

Harianjogja.com, WONOSARI-Penurunan harga BBM beberapa waktu lalu tak mempengaruhi harga komoditas pokok di pasar tradisional Wonosari, Argosari. Hal tersebut mengakibatkan sejumlah komoditas pokok seperti Cabai dan Bawang masih dalam kondisi harga yang stabil.

Salah seorang pedagang asal Logandeng di Pasar Argosari, Ani Suyani mengungkapkan beberapa bahan pokok belum mengalami kenaikan lagi.
Seperti harga Bawang Merah dan Bawang Putih yang beberapa waktu lalu sempat mengalami lonjakan harga belum mengalami pergerakan.

Advertisement

“Bawang Merah sudah sebulan di angka Rp36.000, kalau bawang putih kita masih stabil di Rp32.000 per kilogram,” kata dia, Senin (4/4).

Ia mengungkapkan persediaan bawang tersebut ia datangkan dari Solo. Ia pun tidak berani memesan barang terlalu banyak, karena saat ini masih terpantau sepi dari pembeli. Biasanya ia berani memesan hingga 50 sak (satu sak berisi 20 kilogram bawang) di Solo, namun saat ini ia hanya memesan 30 sak saja.

“Pembeli masih sepi, antisipasinya kami kurangi pemesanan stok, supaya tidak menumpuk terlalu banyak,” ujarnya lagi.

Advertisement

Sementara itu, Pedagang lainnya, Agus Deni, mengungkapkan dirinya harus menanggung kerugian yang cukup besar karena sepinya pembeli di Pasar Argosari. Selama tiga bulan terakhir kiosnya jarang dikunjungi pembeli. Sebagai pedagang sayur ia harus berani dengan resiko sayur yang tidak laku harus dibuang karena membusuk.

“Seperti cabai itu, setiap hari saya harus pilihin yang bagus dan yang jelek untuk dibuang. Keseluruhan kerugian bisa Rp10 juta sampai Rp15 juta. Jelas rugi,” kata dia.

Senada dengan Ani, Agus harus memesan sayuran dari luar daerah Wonosari, seperti dari Prambanan, Magelang, dan Boyolali. Pasalnya, Wonosari sendiri belum dapat memproduksi sayuran segar. Sehingga mau tak mau ia harus mencari barang sampai ke luar daerah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif