Entertainment
Selasa, 5 April 2016 - 20:45 WIB

FILM TERBARU : 12 April, Surat Cinta Untuk Kartini Screening Perdana di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Surat Cinta Untuk Kartini (Okezone.com)

Film terbaru Surat Cinta Untuk Kartini akan diputar di bioskop Solo 12 April mendatang.

Solopos.com, SOLO – Surat Cinta Untuk Kartini (SCUK), film fiksi berlatar sejarah produksi MNC Pictures akan diputar perdana di bioskop Platinum Cineplex Hartono Lifestyle Mall Solo Baru pada Selasa (12/4/2016).

Advertisement

Sekitar pukul 13.30 WIB, pemeran tokoh Kartini, Rania Putri Sari, penyanyi soundtrack SCUK, Gio Idol, dan sang sutradara film, Azhar Kinoi Lubis akan hadir menyapa dalam meet and greet sebelum pemutaran film pada pukul 15.00 WIB-17.00 WIB.

Pemutaran tersebut mengawali roadshow special screening di sejumlah kota di Indonesia. Kota Solo menjadi kota perdana. Seusai pemutaran di Solo, selanjutanya film tersebut akan berkeliling ke sejumlah kota lainnya seperti Jogja, Makassar, Palembang, Cirebon, Surabaya, Bekasi, Depok, dan Jakarta.

Sebenarnya, film ini secara resmi baru akan  dirilis di bioskop Tanah Air mulai 21 April mendatang, bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.

Advertisement

Film yang disutradarai Azhar Kinoi Lubis ini menghadirkan sederet bintang papan atas seperti Chicco Jerikho, Ence Bagus, Ayi Diah Pasha, Maya Putri, Keke Harun, Ahmad Rosadi, Melayu Nicole, dan seorang artis pendatang baru, Rania Putri Sari.

“Kami juga mengundang sejumlah pejabat dan perwakilan keraton Solo untuk hadir di special screening, tapi masih belum ada konfirmasi kehadiran,” ujar Marketing Executive Platinum Cineplex Hartono Lifestyle Mall Solo Baru, Panji Anggara saat dihubungi Solopos.com, Selasa (5/4/2016).

Film ini berkisah seputar  seorang tukang pos bernama Sawardi (Chicco Jerikho) yang diam-diam memendam rasa pada Kartini (Rania Putri Sari). Pekerjaannya sebagai pengantar surat membawa dirinya bertemu dengan Kartini.

Advertisement

Kelembutan dan keteguhan hati Kartini membuat Sawardi jatuh hati. Kendati demikian, tidak demikian halnya dengan anggapan masyarakat. Kartini dianggap pembangkang. Sepak terjangnya dalam memperjuangkan nasib pendidikan dan martabat perempuan dianggap mendobrak adat.

Keistimewaan film berlatar waktu 1900-an tersebut terletak pada penggambaran Kartini dari sudut pandang orang biasa dengan menyisipkan bumbu kisah yang humanis. Menariknya, dalam film tersebut sejumlah spot di Kota Solo dan Jogja disulap menjadi Jepara era 1900-an.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif