Teknologi
Selasa, 5 April 2016 - 23:15 WIB

AKSES INTERNET : Mengudara 2018, Satelit Telkom-4 Pancarkan Internet 100 Gbps

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi satelit (Istimewa/Telegraph)

Akses Internet tahun 2018 akan semakin kuat dengan adanya satelit Telkom-4.

Solopos.com, JAKARTA — Satelit Telkom-4 dipastikan lepas landas pada 2018 mendatang. Pengganti dari Satelit Telkom-1 itu akan menggunakan teknologi broadband satelit yang bisa memancarkan akses Internet 100 Gbps dari angkasa.

Advertisement

Menurut President Director TelkomMetra, Teguh Wahyono, persiapan untuk peluncuran satelit ini tengah digodok agar nantinya bisa lepas landas dalam waktu dua tahun lagi dari sekarang.

“Satelit Telkom-4 meluncur 2018. Tapi persiapannya dari sekarang karena untuk order satelit itu butuh waktu dua tahun,” ujarnya, seperti dilansir Detik, Selasa (5/4/2016).

Dijelaskan olehnya, strategi Telkom terus berinvestasi di teknologi satelit dikarenakan ada ribuan pulau di Indonesia yang terpisah oleh lautan dan belum bisa seluruhnya dijangkau oleh infrastruktur kabel dan seluler.

Advertisement

Apalagi dari catatan Telkom, ada sekitar 30 juta rumah tangga yang belum tersentuh akses Internet di Indonesia dan hanya bisa dilayani melalui satelit karena posisi mereka ada di wilayah terpencil, remote area.

Untuk saat ini, satelit Telkom yang ada baru mampu menyediakan akses Internet maksimal 2 Mbps untuk download dan maksimal 0,5 Mbps untuk upload. Dengan perkembangan Internet yang semakin kaya konten multimedia, tentu saja akses itu bisa dibilang lambat. Telkom  menyadari sepenuhnya akan hal itu.

“Kalau sekarang kan masih pakai transponder. Tapi nanti di Satelit Telkom-4 kan kita pakai teknologi broadband satellite. Jadi langsung sekian giga bandwidth-nya. Bisa sampai 100 Gbps,” jelas Teguh.

Sementara belum lama ini, Space Systems Loral (SSL) mengumumkan telah ditunjuk oleh Telkom sebagai penyedia satelit Telkom-4 yang akan digunakan untuk layanan fixed satellite di Indonesia, India, dan Asia Tenggara.

Advertisement

“Bagi SSL itu adalah kali ketiga mendapat pesanan dari perusahaan asal Indonesia. Kami bangga bisa berkontribusi untuk pembangunan infrastuktur di Indonesia dan kawasan Asia,” ungkap President SSL, John Celli.

Satelit Telkom-4 rencananya akan menggunakan platform SSL 1300 dan didesain untuk operasional selama 15 tahun. Direktur Utama Telkom, Alex Janangkih Sinaga, mengatakan satelit dibutuhkan sebagai teknologi pelengkap karena Indonesia terdiri dari ribuan pulau. “Selain satelit kami gunakan kabel laut sebagai backbone menghubungkan pulau-pulau di Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Direktur Jaringan Telkom Abdus Somad Arief mengungkapkan, pada kuartal keempat 2016, akan diluncurkan satelit Telkom 3S. “Kalau Satelit Telkom-4 ini di 2018. Mohon doanya agar semua lancar,” katanya.

Persiapan Satelit Telkom-3S

Advertisement

Sekadar diketahui, saat ini Telkom juga tengah menyiapkan peluncuran satelit yang akan mengadopsi C-Band dan Ku-Band, yakni Telkom 3S (substitution). Telkom 3S akan menempati slot orbit 118 derajat BT, sekaligus menggantikan satelit Telkom 3 yang gagal mencapai orbit pada Agustus 2012.

Telkom telah meneken perjanjian pembuatan satelit Telkom 3S dengan perusahaan asal Prancis-Italia, Thales Alenia Space senilai US$199,7 juta atau Rp2,62 triliun pada 14 Juli 2014.

Satelit tersebut direncanakan berkapasitas 42 transponder yang terdiri dari 32 transponder C-Band dan 10 transponder Ku-Band. Telkom 3S dijadwalkan meluncur pada akhir 2016 atau awal 2017.

Sementara untuk Telkom-4 diperkirakan butuh investasi senilai US$200 juta atau Rp2,6 triliun dan akan diluncurkan pada 2018. Satelit Telkom-4 akan menggantikan satelit Telkom-1 yang masa orbitnya berakhir pada 2018.

Advertisement

Satelit Telkom-1 diluncurkan pada 13 Agustus 1999 dan menempati slot orbit 108 derajat BT. Satelit tersebut diproduksi Lockhead Martin dari Amerika Serikat dan peluncurannya dilakukan oleh Arianespace dari Eropa. Satelit Telkom 1 memiliki kapasitas 24 transponder, dan beroperasi pada frekuensi C-Band.

Satelit Telkom-4 direncanakan membawa 60 transponder, sebanyak 36 transponder akan disewakan untuk kebutuhan domestik. Sedangkan sisa 24 transponder akan dipasarkan untuk India.

Per September 2015, Telkom memiliki nilai aset satelit, stasiun bumi dan peralatannya sekitar Rp6,6 triliun. Pendapatan sewa tranponder satelit mencapai Rp423 miliar, naik 21,5% dibanding periode sama tahun lalu Rp348 miliar.

Telkom masih memiliki kantong tebal untuk mendanai pengadaan satelit karena memiliki opsi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp5 triliun. Obligasi itu merupakan sisa dari PUB pada 2015 yang mencapai Rp12 triliun.

Dari hasil bersih obligasi tahun lalu, Telkom mengalokasikan dana Rp6,06 triliun untuk pengembangan usaha dan sisanya Rp921,91 miliar untuk akuisisi.

Kebutuhan Transponder Satelit

Advertisement

Sebagaimana dilansir Liputan6.com, Selasa, Ketua Asosiasi Satelit Seluruh Indonesia (ASSI), Dani Indra, mengatakan Indonesia masih kekurangan kapasitas satelit. Ia memperkirakan kebutuhan transponder untuk menyalurkan akses Internet lewat very small aperture terminal (VSAT) mencapai 250 transponder pada 2015.

Namun, kapasitas transponder satelit Indonesia yang ada saat ini hanya 100 transponder. Sisanya menggunakan satelit milik asing. Menurut Dani, pertumbuhan industri satelit melambat, hanya berkisar 3-5% per tahun. Tren ini diprediksi berlanjut hingga 2020.

Untungnya, kata Dani, dalam waktu dekat Indonesia akan meluncurkan dua satelit baru demi menghadapi kekurangan kapasitas.  Satelit BRISat dijadwalkan meluncur pada pertengahan tahun ini. Satelit milik PT Bank BRI Tbk ini memiliki 45 transponder.

Sedangkan Telkom akan meluncurkan satelit 3S pada akhir tahun ini. Satelit dengan 49 transponder merupakan satelit pengganti Telkom 3 yang hilang orbit pada 2012. Sementara itu, Teguh Wayoni mengestimasi nilai bisnis satelit dapat mencapai Rp3 triliun setiap tahunnya. Perhitungannya, apabila setiap transponder senilai US$900.000 atau Rp11,8 miliar dan dikalikan 250 transponder.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif