Jogja
Senin, 4 April 2016 - 01:20 WIB

WISATA JOGJA : Gua & Bungker Peninggalan Jepang Berpotensi Dikembangkan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bungker (Foto: komhukum.com)

Wisata Jogja diperkaya dengan keberadaan peninggalan Jepang.

Harianjogja.com, SLEMAN- Balai Arkeologi Yogyakarta telah berhasil menyelesaikan penelitian sarana pertahanan Jepang pada masa perang dunia kedua yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Advertisement

“Setelah tujuh tahun berjalan, penelitian yang berada di daratan dirasa sudah cukup. Untuk kemudian, nantinya akan dibuat sebuah jurnal sebagai bahan pembelajaran,” kata peneliti Sarana Pertahanan Jepang Masa Perang Dunia Kedua, Balai Arkeologi Yogyakarta, Muhammad Chawari,  seperti dikutip dari Antara, Sabtu (2/4/2016).

Menurut dia, penelitian yang telah dilakukannya, di antaranya di Kabupaten Bantul dan Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Kemudian di Jawa Tengah (Jateng), penelitian dilakukan di Kabupaten Purworejo, Jepara, Kudus, Pati, Cilacap, Kebumen, Brebes dan Tegal. Sedangkan di Jawa Timur (Jatim) di Kabupaten Jember, Lumajang. Banyuwangi, Bangkalan, dan Sumenep,” katanya.

Advertisement

Chawari mengatakan, dari jurnal hasil penelitian tersebut, selain untuk arsip di Balai Arkeologi, juga nantinya diserahkan ke pemerintah daerah terkait.

“Diharapkan jurnal dapat dimanfaatkan pemerintah daerah, untuk kemudian agar bisa dimanfaatkan sebagai potensi wisata,” katanya.

Ia mengatakan, selama ini gua maupun bungker peninggalan Jepang belum terawat dengan baik. Bahkan di Purworejo, masih banyak yang terpendam oleh tanah.

Advertisement

“Gua dan bungker itu yang berada di lereng-lereng perbukitan,” katanya.

Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Siswanto mengatakan, selain melakukan penelitian di daratan, pihaknya juga telah melakukannya juga di laut. Untuk di bawah air ini masih terus dilakukan.

“Salah satunya seperti di Pulau Bawean, Jawa Timur. Yang sudah diteliti sejak 2015, berupa sisa kapal perang. 2016 ini dilanjutkan penelitiannya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif