Jogja
Senin, 4 April 2016 - 16:20 WIB

UNBK 2016 : Direncanakan Tiga Sesi, Dilaksanakan Dua Sesi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Safira Delicateza, siswi XII IPA SMA Budya Wacana Jogja [putih abu-abu], sedang mengerjakan UN CBT mata pelajaran Bahasa Indonesia, pada Senin (4/4/2016). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

UNBK 2016 di Kulonprogo direncanakan tiga sesi, namun pelaksanaannya dua sesi

Harianjogja.com, KULONPROGO-Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK Negeri 2 Pengasih hanya dibagi menjadi dua sesi. Hal itu karena sekolah memiliki sarana komputer yang jumlahnya lebih dari separuh total peserta ujian.

Advertisement

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMK Negeri 2 Pengasih, Suwarman mengatakan, peserta UNBK tercatat 492 orang, sedangkan jumlah komputer yang tersedia sebanyak 290 unit.

Sekolah mampu melebihi syarat ketersediaan unit komputer minimal sepertiga dari jumlah peserta ujian. UNBK yang bisa dibagi dalam tiga sesi kemudian cuma digelar dua sesi. Sesi pertama dimulai pukul 07.30 WIB, sementara sesi kedua pukul 10.30 WIB.

“Sesi pertama diikuti 250 anak, sisanya masuk sesi kedua,” ucap Suwarman, Senin (4/4/2016).

Advertisement

Suwarman memaparkan, SMK Negeri 2 Pengasih menyiapkan 10 ruang ujian utama dan satu ruang cadangan yang masing-masing berisi 25 unit komputer utama dan dua unit cadangan.

Sekolah juga memiliki sebuah genset yang otomatis menyala jika listrik padam. Daya yang dihasilkan sudah teruji untuk menyuplai seluruh laboratorium dan bengkel.

Meski begitu, genset tersebut tidak perlu dipakai pada pelaksanaan UNBK hari pertama. Suwarman juga mengklaim ujian berjalan lancar dan mengaku belum menerima laporan mengenai adanya peserta yang terlambat datang, izin tidak hadir, hingga kendala teknis seperti pemadaman listrik dan lainnya.

Advertisement

Suwarman lalu berpendapat, UNBK lebih efektif dan efisien dibanding ujian bersistem paper based test. Beban pengawasan terasa lebih ringan karena soal yang dihadapi setiap anak berbeda-beda.

Meski demikin dia menyadari masih ada sejumlah kendala yang menjadi bahan evaluasi. Salah satunya keterbatasan jumlah guru teknologi komputer jaringan (TKJ) yang bisa bertugas sebagai proktor ujian.

“Guru TKJ hanya lima orang sedangkan ruang ujiannya ada 10 sehingga perlu melibatkan guru lain yang mengerti jaringan. Ke depannya kami akan lebih menyiapkan tenaga teknisi dan proktor baru,” ujar dia.

Sementara itu, salah satu siswa kelas XII SMK Negeri 2 Pengasih, Bayu Novianta menganggap UNBK lebih praktis karena tidak perlu repot menghitamkan lembar jawab. “Kesulitan pasti ada tapi tetap optimis. Kemarin sudah banyak persiapan, termasuk try out berkali-kali,” kata Bayu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif