Jogja
Senin, 4 April 2016 - 03:40 WIB

PERBAIKAN LONGSOR : Tunggu 3 Bulan Untuk Normalkan Irigasi

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanggulangan tanah longsor. (JIBI/Solopos/Antara)

Saluran air bersih akibat longsor kini perlahan mulai pulih namun untuk saluran irigasi butuh waktu lebih dari tiga bulan.

 

Advertisement

 

Harianjogja.com, CANGKRINGAN – Sebanyak 20 truk batu telah disiapkan di sekitar area longsor tebing di Bibir Sungai Kuning, Dusun Plunyon, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Saluran air bersih akibat longsor kini perlahan mulai pulih namun untuk saluran irigasi butuh waktu lebih dari tiga bulan.

Sebelumnya longsor terjadi pada tebing setinggi 15 meter dengan luas area 30 meter merusak puluhan jaringan pipa air bersih baik dari mata air di Umbulwadon dan Umbul lanang yang dikelola sejumlah desa di lereng Merapi maupun PDAM Sleman, pada Kamis (3/3) lalu.

Advertisement

Kabag Pemerintah Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman Sriyono menjelaskan, lokasi longsor memang tak mudah untuk dijangkau dengan kendaraan karena berada di bibir tebing sungai. Akantetapi hingga Sabtu (2/4) kemarin sebanyak 20 truk batu berhasil diangkut ke titik longsoran dengan cara kerja bakti ratusan warga selama lebih dari sepekan. Sebanyak 20 truk batu itu, terdiri atas 10 truk bantuan dari Desa Kepuharjo dan 10 truk dibeli dengan cara iuran dari warga pengguna air. Batu itu akan digunakan untuk membuat pondasi titik longsoran dengan sistem bronjong. “Untuk pembuatan bronjong ini dilakukan oleh ahli [tukang bangunan], kalau warga hanya mengangkut secara manual batu,” terangnya, Minggu (3/4).

Ia menurutkan, hingga Minggu (3/4) saluran air perlahan mulai pulih meski ada beberapa titik pembagian yang masih harus digilir. Sembari proses pemasangan bronjong agar bisa menutupi longsoran, pipa yang sebelumnya putus akibat longsoran lebih dahulu di sangga dengan bambu dan kayu demi menyelamatkan saluran air agar bisa sampai ke warga.

Akantetapi, keluhnya, khusus untuk saluran irigasi tersebut belum bisa dipastikan kapan akan lancar kembali. Hingga kemarin masih putus total, padahal saluran itu dimanfaatkan ratusan petani dan peternak di wilayah Pakem dan Cangkringan. Sriyono menggambarkan, posisi saluran itu terpat berada di tengah ambrolan tebing yang longsor, sehingga putus total. “Selain pertanian, irigasi itu banyak dimanfaatkan warga untuk membersihkan kandang komunal, memberi minum ternak. Itu sekarang tidak bisa dimanfaatkan. Sudah banyak yang mengeluh karena saluran irigasi kering,” ucapnya.

Advertisement

Perbaikan saluran irigasi, kata dia, butuh proses lumayan lama. Sebelum dibangun, harus menyelesaikan pemasangan bronjong lebih dahulu ke ke atas bagian tebing. Bronjong dipasang untuk mencegah kejadian serupa terulang. Jika bronjong telah dipasang, barulah saluran irigasi yang terputus bisa dibangun seperti semula. Ia memperkirakan butuh waktu tiga bulan lebih untuk membuat saluran irigasi itu kembali normal. Pihaknya telah berkoordinasi dengan desa pengguna irigasi agar sementara memanfaatkan air hujan terutama untuk kebutuhan peternakan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif