Soloraya
Senin, 4 April 2016 - 21:40 WIB

PENAMBANGAN GALIAN C SRAGEN : Ini Alasan Warga Srimulyo Tutup Portal Truk Proyek Tol Soker

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Portal terpasang di jalan masuk kampung sehingga truk pengangkut galian C untuk proyek tol terhenti. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Penambangan galian C Sragen, akibat tak menyirami jalan kampung warga menutup akses truk pengangkut galian C.

Solopos.com, SRAGEN–Warga di Dukuh Kenatan RT 013, Desa Srimulyo, Kecamatan Gondang, Sragen, Suwarno, 60, menghalau laju truk bermuatan galian C dengan menggunakan portal yang terbuat dari bambu. Dua truk bermuatan galian C yang akan memasok ke proyek jalan tol di Desa Srimulyo pun tak berani bertindak dengan penutupan portal tersebut.

Advertisement

“Biar mandormu yang datang ke sini. Selama jalan belum disirami, jangan harap bisa lewat jalan ini. Biar berhenti di pinggir jalan sampai penuh. Kalau tidak disirami kasihan warga karena banyak debu yang menganggu warga sekitar, termasuk kami,” ujar Suwarno yang kesal dengan ulah para pimpinan proyek jalan tol yang seenaknya saja.

Sejak proyek jalan tol di Srimulyo berlangsung, warga tiga RT (RT 013, 14A, dan 14B) membangun kesepakatan dengan pimpinan proyek jalan tol itu. Kesepakatan itu meliputi tiga hal, yakni adanya kompensasi sebesar Rp1,5 juta per RT per bulan untuk tiga RT di Dukuh Kenatan. Jalan rusak menjadi tanggung jawab pimpinan proyek. Warga diperbolehkan menarik retribusi portal yang hasilnya dibagi untuk tiga RT.

Istri Suwarno, Siyam, 56, menyediakan kaleng bekas biskuit di lincak yang diletakkan di bawah pohon waru di pinggi jalan desa yang menjadi akses keluar masuknya truk galian C. Siyam berani melelang retribusi truk galian C senilai Rp1,5 juta. “Tarikan retribusi hanya Rp2.000 per truk bermuatan. Kalau hujan terus ya tidak ada truk yang lewat. Otomatis pendapatan saya berkurang. Tiga RT itu maunya terima bersih Rp500.000 per RT. Kalau ada kelebihan yang masuk kantong saya pribadi. Kalau tidak sampai Rp1,5 juta, ya terpaksa kami yang tombok. Ya, seperti orang berdagang itu,” ujar Siyam saat berbincang dengan Solopos.com, Senin siang.

Advertisement

Bayan Desa Srimulyo, Joko H, mengatakan kesepakatan warga dengan pimpinan proyek jalan tol terjadi sudah lama. Joko menjelaskan pihak pimpinan proyek memiliki tiga tanggung jawab, yakni memberi kompensasi ke RT, memperbaiki jalan rusak, dan menyirami jalan saat tidak ada hujan agar tidak menganggu warga sekitar.

“Hari ini, salah satu kewajiban pimpinan proyek lalai tidak menyiram debu di jalan. Sebenarnya kalau masing-masing bisa jaga sikap, sama-sama enak. Tetapi bila kesepakatan itu dilanggar ya pasti terjadi gejolak,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif