Kolom
Senin, 4 April 2016 - 08:00 WIB

GAGASAN : Revolusi Mental Ujian Nasional

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ary Yulistiana (Istimewa)

Gagasan Solopos, Jumat (1/4/2016), ditulis guru SMK Muhammadiyah 1 Solo Ary Yulistiana.

Solopos.com, SOLO — Pada Senin-Kamis (4-7/4),  siswa kelas XII atau tingkat akhir pada jenjang SMA/MA dan SMK/MAK akan mengikuti Ujian Nasional (UN) secara serentak . Ada yang berbeda dalam pelaksanaan UN tahun ini. Sebagian sekolah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau diistilahkan dengan CBT (Computer Based Test), sekolah lainnya menggelar UN berbasis kertas atau diistilahkan dengan PBT (Paper Based Test). Namun, perbedaan tersebut belum mengarah ke substansi, melainkan masih berupa teknis pelaksanaan.

Advertisement

UN yang sejatinya merupakan evaluasi akhir bagi peserta didik ini tetap saja menyita perhatian besar sekolah. Mulai dari pengadaan jam tambahan sejak beberapa bulan sebelumnya, pelaksanaan uji coba (try out) yang lebih dari sekali, pemadatan materi, dan berbagai program sukses UN lain yang sekiranya dapat mengantarkan para peserta menuju prestasi terbaik dalam mengerjakan soal-soal UN.

Nilai UN memang tidak lagi menjadi penentu kelulusan seperti yang beberapa tahun lalu. Namun, tidak dapat dimungkiri, stres massal masih mearnai sekolah-sekolah menjelang UN. Sejak beberapa bulan menjelang UN, pemadatan materi dan latihan soal seolah menjadi santapan rutin guru dan siswa.

Advertisement

Nilai UN memang tidak lagi menjadi penentu kelulusan seperti yang beberapa tahun lalu. Namun, tidak dapat dimungkiri, stres massal masih mearnai sekolah-sekolah menjelang UN. Sejak beberapa bulan menjelang UN, pemadatan materi dan latihan soal seolah menjadi santapan rutin guru dan siswa.

Pembedahan kisi-kisi demi mendapatkan prediksi soal yang akan muncul dalam UN dilakukan di berbagai jenjang. Kegiatan belajar yang menyenangkan (joyfull learning) menjadi terlupakan. Rasa panik dan frustrasi akan muncul saat hasil nilai uji coba yang diperoleh jauh dari target. Belum lagi ritual doa bersama yang sampai saat ini masih dilakukan sebagian besar sekolah sebagai penutup rangkaian persiapan menjelang UN yang semakin menambah ketegangan.

Permendikbud No. 5/2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional, dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah menyebutkan UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. UN yang disebut-sebut sebagai pemetaan mutu pendidikan berubah menjadi ajang prestisius bagi sekolah untuk menunjukkan reputasi dan eksistensi. Salah satu yang dipertaruhkan adalah nama baik sekolah.

Advertisement

Pemetaan yang dimaksud masih dilakukan secara vertikal dan lebih tepat disebut pemeringkatan. Sekolah-sekolah yang memiliki input siswa yang bagus sudah pasti menjadi langganan mendapat peringkat atas. Seolah menjadi mimpi buruk apabila sebuah sekolah mengalami degradasi berdasarkan perolehan nilai UN. Selain itu, peringkat UN tetap menjadi bagian utama dari target pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah. [Baca selanjutnya: klik di sini]

Padahal, banyak yang mestinya dapat dicermati dari peringkat berdasarkan hasil UN tersebut. Jumlah siswa yang tidak sama berpengaruh terhadap pengendalian mutu, karakter siswa yang beragam, maupun berbagai faktor lain yang menunjukkan heterogenitas sekolah.

Perolehan nilai UN yang tinggi belum dapat dijadikan indikator keberhasilan pendidikan di sekolah. Alasannya, mata pelajaran yang diujikan dalam UN hanya sebagian kecil dari yang dipelajari siswa selama tiga tahun di bangku sekolah.

Advertisement

Pada sisi lain, tindak lanjut dari pengukuran dan pemetaan mutu pendidikan oleh pemerintah tersebut juga belum dapat dirasakan. Belum ada program, perlakuan, maupun kebijakan khusus bagi sekolah-sekolah terkait hasil perolehan nilai UN.

Sesuai dengan amanat UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 32/2013 tentang Perubahan Atas PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, UN tetap wajib dilaksanakan dengan penuh semangat sebagai bagian dari standardisasi pendidikan di Indonesia. Namun, ada baiknya tidak menjadikan peringkat nilai UN sebagai tujuan akhir sekolah dalam mengantarkan siswa menuju gerbang kelulusan.

Sekolah harus dapat memahami kelebihan dan kekurangan peserta didik masing-masing, tidak melakukan penghakiman atas nilai UN yang diperoleh. Sejak awal, sekolah hendaknya memahami karakter siswa dan mengasah minat serta bakat yang dapat dikembangkan untuk melejitkan potensi mereka.

Advertisement

Sekolah jangan hanya menuntut siswa untuk meraih angka yang setinggi-tingginya dalam UN, namun juga membekali mereka dengan pembangunan mentalitas dan budi pekerti sehingga diharapkan dapat membangun karakter positif siswa. Sekolah bertugas menyiapkan mereka untuk optimistis dalam memasuki fase berikutnya dan siap menghadapi realita di dunia yang senantiasa berubah.

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh tokoh pendidikan Paulo Freire yang menitikberatkan perlunya penyadaran diri peserta didik untuk memasuki praksis dan refleksi kritis sehingga dapat menentukan pilihan yang tepat dalam mempersiapkan diri menghadapi perubahan besar di dunia ini.

Hal itu sejalan pula dengan pemikiran Ki Hajar Dewantoro yang termuat dalam buku Pedagogik Teoretis untuk Indonesia (Tilaar, 2015) bahwa dalam menghadapi perubahan zaman tidak cukup peserta didik diasah pikirannya (intelektualisme), tetapi peserta didik ditunjukkan dan memiliki budayanya sendiri sebagai penunjuk jalan sehingga memperoleh pegangan dan kedamaian di dalam hidupnya.

Untuk itu, dengan mempersiapkan generasi muda sebaik-baiknya pada tataran pendidikan menengah, diharapkan akan muncul generasi penerus Indonesia yang optimis, berjiwa nasionalis, dan siap menghadapi arus perubahan dunia.

Pada akhirnya, mari kita sambut UN dengan gembira dan kita sikapi hasilnya dengan lebih bijaksana demi menciptakan pendidikan yang bermakna untuk kemajuan Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif