Jogja
Senin, 4 April 2016 - 12:55 WIB

EMBUNG KEMIRI : Dikeluhkan Warga, Pemerintah Belum ada Rencanakan Perbaiki Embung

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi embung (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Embung Kemiri di Dusun Kemiri Desa Purwobinangun Pakem Sleman Parjiono dikeluhkan warga

Harianjogja.com, SLEMAN– Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (SDA) III Wilayah DIY Ditjen SDA Kementrian Pekerjaan Umum Suparno menyatakan Embung Kemiri di Dusun Kemiri Desa Purwobinangun Pakem Sleman Parjiono memang menjadi tanggungjawab SDA III untuk pemeliharaan.

Advertisement

(Baca juga : EMBUNG KEMIRI Bocor, Irigasi Sawah di Purwobinangun Tersendat)
Pihaknya telah mendapatkan laporan terkait adanya kerusakan Embung Kemiri di Purwobinangun, Pakem. Ia enggan berkomentar terkait proses pelaksanaan proyek tersebut karena bukan menjadi wewenangnya.

Akantetapi, ia mengakui bahwa untuk pemeliharaan embung tersebut kini menjadi tanggungjawabnya. Soal perbaikan tentu harus dilakukan survei kerusakan terlebih dahulu.

Jika hanya sekedar merawat kategori ringan tentu pihaknya bisa mengusahakannya meski belum jelas kapan waktunya. Tetapi, jika memperbaiki dengan sifatnya lebih besar sesuai dengan desain awal, pihaknya tidak bisa melakukan.

Advertisement

Perbaikan sesuai desain awal menjadi wewenang PPK Perencanaan, dalam hal ini Ditjen SDA Kementrian Pekerjaan Umum. Selain itu sesuai anggaran khusus untuk operasi dan pemeliharaan tidak cukup untuk memperbaiki dalam skala besar sesuai DED.

“Sudah ada laporan kerusakan, [embung] Kemiri itu sudah masuk. Kalau sekedar pemeliharaan, mungkin ke depan bisa, namun kalau sudah masuk ke desain, kami tidak bisa,” tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya belum mengetahui secara detail fungsi sesuai desain awal pembangunan Embung Kemiri. Karena desain embung yang hanya sekedar untuk mencukupi kebutuhan air warga berbeda dengan embung yang sekaligus dipakai sebagai kawasan konservasi.

Advertisement

Oleh sebab itu, butuh peninjuan dan analisis kerusakan lebih dahulu jika akan diajukan untuk pemeliharaan. Selain itu, pemeliharaan dilakukan dengan sistem prioritas karena keterbatasan anggaran yang diberikan pemerintah pusat.

Tetapi, kata Suparno, sejumlah Embung yang sejak awal tidak tersentuh, perlahan sudah mulai ia pelihara dengan perawatan. “Seperti Embung di Gedangsari [Gunungkidul], sudah kita perbaiki [tahun 2015] dari awalnya tidak berfungsi kini sudah bisa dimanfaatkan warga,” ungkap dia.

Pada 2016, lanjut dia, OP SDA III akan memelihara dengan perbaikan tingkat ringan pada 13 embung yang ada di wilayah DIY. Embung tersebut rata-rata dibangun antara tahun 1990 hingga 2000an. Proses pemeliharaan dilakukan dengan melihat fungsi, kebermanfaatan bagi warga sekitar.

Suparno mengakui besarnya manfaat embung bagi warga. Pada musim hujan saat ini adalah waktu menampung air. Kemudian sisa limpahan yang dimanfaatkan warga pada musim hujan bisa dijadikan sebagai cadangan air saat memasuki musim kemarau.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif