Soloraya
Senin, 4 April 2016 - 10:25 WIB

Duh, 31 Mata Air di Klaten Mati

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mata air (preoforshif.com)

Kebutuhan air di Klaten dikhawatirkan akan terkendala menyusul matinya puluhan mata air.

Solopos.com, KLATEN – Sebanyak 31 sumber mata air di Klaten mati. Salah satu penyebab matinya sumber mata air itu yakni dimungkinkan disokong dari aktivitas penambangan yang tak terkendali.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bidang Pengairan DPU dan ESDM Klaten, total sumber mata air di Klaten yakni 174 sumber mata air. Sebanyak 31 sumber mata air mati tersebar di sejumlah kecamatan seperti Ngawen, Karangnongko, Manisrenggo, serta Klaten Utara. Sumber mata air mati itu selama ini dimanfaatkan terutama untuk irigasi.

Kabid Sumber Daya Air DPU dan ESDM Klaten, Pramana Agus Wijanarka, mengatakan sebagian sumber mata air yag mati sudah berubah menjadi areal pertanian. “Seperti yang ada di Kalikotes dan Jogonalan itu, ada yang berubah menjadi sawah,” jelas dia saat ditemui di ruang kerjanya pekan lalu.

Terkait penyebab matinya puluhan sumber mata air itu, Pramana menjelaskan belum ada kajian yang bisa menjelaskan hal tersebut. Lantaran hal itu, ia berencana mengusulkan ada kajian serta inventarisasi ulang sumber mata air yang ada di Kabupaten Bersinar. “Nanti coba kami usulkan. Keberadaan sumber mata air ini penting karena menjadi sumber kehidupan,” ungkapnya.

Advertisement

Meski belum ada kajian terkait hal itu, Pramana mengakui matinya sungai bisa disebabkan karena beragam faktor. Ia mencontohkan sumber mata air mati bisa dipengaruhi bencana serta faktor pendirian bangunan yang tak memperhatikan daerah sempadan.

“Setidaknya kalau mendirikan bangunan itu radius minimal 200 meter dari mata air. Tetapi memang kenyataannya ada yang mendirikan bangunan mepet dengan sumber air. Bisa juga matinya dikarenakan aksi penambangan yang tidak terkendali sehingga sumber mata air mati,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Pogung, Cawas, Hartana, mengatakan di wilayahnya terdapat tujuh sumber mata air yang hingga kini terus terjaga. Selama ini, sumber mata air itu dimanfaatkan untuk irigasi pertanian hingga air minum warga. “Terutama saat kemarau, sumber mata air itu menyokong kebutuhan air bersih warga,” jelasnya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif