Soloraya
Senin, 4 April 2016 - 17:40 WIB

ANGKUTAN UMUM SUKOHARJO : Lima Jalur Angkot di Sukoharjo Gulung Tikar, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Angkot di Pasar Ir. Soekarno menunggu penumpang. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Angkutan umum Sukoharjo, ada lima jalur angkot yang terpaksa gulung tikar akibat sepi penumpang.

Solopos.com, SUKOHARJO–Sepinya calon penumpang semenjak krisis moneter 1998 mengakibatkan angkutan umum, seperti angkutan kota (angkot) di Sukoharjo lima jalur dari 11 jalur gulung tikar. Penutupan oleh pengusaha angkot terjadi setelah calon penumpang di lima jalur tersebut angkot tidak ada calon penumpang. Lima jalur itu adalah jalur II, jalur VIII, jalur IX, jalur X, dan jalur XI. Selama ini, kelima armada di jalur tersebut biasa mangkal di Terminal Angkot, Kompleks Pasar Ir Soekarno, Sukoharjo.

Advertisement

Pernyataan itu disampaikan Ketua Paguyuban Angkot Sukoharjo, H Ganjil, Senin (4/4/2016). Disebutkannya, pemilik armada angkot di lima jalur sengaja menjual kendaraan karena terdesak oleh kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil pribadi. “Sekarang tinggal tersisa enam jalur yang masih beroperasi. Itu pun jumlah armadanya sedikit,” ujarnya.

Lebih lanjut Ganjil yang juga Wakil Ketua Organda Sukoharjo menjelaskan, lima jalur yang sudah gulung tikar itu meliputi jalur II melayani rute Terminal Angkot menuju Bulakan, Kecamatan Sukoharjo. Kemudian jalur VIII melayani rute Terminal Angkot menuju Pondok, Kecamatan Grogol, jalur IX memiliki rute Terminal Angkot menuju Nguter dan Objek Wisata Batu Seribu, Kecamatan Bulu. Juga jalur X melayani rute Terminal Angkota menuju Lawu, Kecamatan Nguter dan jalur XI melayani rute Terminal Angkot ke Majasto dan Kedungjambal, Kecamatan Tawangsari.

Ganjil menjelaskan saat ini armada angkota jalur III menuju Bekonang mangkal di Bekonang sedangkan armada jalur IV mangkal di Solo Baru dengan melayani rute Kartasura. “Armada angkot yang beroperasional di jalur hidup juga berkurang. Misalkan, jalur III hanya beroperasional tiga angkot dari puluhan angkota,” katanya.

Advertisement

Pranoto mencontohkan sepinya calon penumpang bisa dilihat dari lama dan tidaknya antrean calon penumpang. “Sebelum krismon antre 30 menit sudah penuh tetapi sekarang antre 30 menit hanya dua penumpang. Saya sendiri sudah antre sekitar dua jam tetapi hanya terisi dua penumpang,” jelasnya.

Dijelaskannya menyusutnya jumlah armada juga terjadi di jalur lain, seperti jalur V dari 20 armada tinggal tiga armada, jalur VI dari 18 tinggal dua armada dan jalur VII dari 20 armada tinggal empat armada. “Penyusutan armada angkot cukup drastis karena pengusaha tidak mau merugi. Pengusaha memilih menjual armadanya dan beralih ke usaha lain. Kami berharap pemerintah mencarikan solusi agar jumlah penumpang bisa bertambah sehingga pengusaha angkot tidak bangkrut.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif