Lifestyle
Minggu, 3 April 2016 - 22:00 WIB

WISATA SUMATRA : Menghitamkan Diri di Belitung

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panorama dari Mercusuar yang ada di Belitung. (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Sumatra mengenai keindangan Belitung

Harianjogja.com, BELITUNG-Keindahan pulau di antara Sumatera dan Kalimantan ini baru meledak setelah film Laskar Pelangi menembus box office Indonesia. Namanya makin tenar setelah menjadi lokasi melihat Gerhana Matahari Total pertengahan 9 Maret silam. Sejak itu makin banyak wisatawan yang datang menghitamkan diri di Belitung.

Advertisement

Berwisata ke pulau ini memang harus rela kulit menghitam beberapa tingkat, ditambah rasa nyeri terbakar bila lupa menorehkan krim tabir surya. Namun hal itu terbayar lunas dengan panorama alam yang memesona dan oleh-oleh satu folder foto untuk diunggah ke media sosial favorit.

Batu Garuda di Belitung (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Sebagai bagian dari propinsi kepulauan Bangka Belitung, Belitung memiliki banyak pantai menarik dan gugusan pulau di sekelilingnya. Wisata pantai itu menjadi daya tarik utama pulau ini. Apalagi pantai-pantai di Belitung memiliki karakter yang pas untuk dinikmati sembari bersantai.

Advertisement

Salah satu pantai ikonik yang dikunjungi Harianjogja.com beberapa waktu lalu adalah Tanjung Tinggi. Pantai di sisi utara Belitung ini populer setelah menjadi lokasi pengambilan gambar film Laskar Pelangi. Ciri khasnya adalah keberadaan batu-batu berukuran jumbo di sepanjang pantai. Pasir pantai halus menjadi penghias dengan ombak yang relatif tenang.

Bagi wisatawan dari luar Belitung, pantai ini menjadi semacam “pemanasan” dari deretan liburan di Belitung. Lokasinya yang tak jauh dari Tanjung Pandan, ibu kota kabupaten Belitung membuatnya populer juga bagi warga lokal. Asyiknya lagi pantai ini menghadap ke barat sehingga pas untuk menikmati terbenamnya matahari. Kombinasi yang tepat untuk memulai petualangan di bumi Laskar Pelangi ini.

Puas dengan sunset ala Belitung, saatnya mempersiapkan diri untuk island hopping. Sepaket wisata pantai dengan mendatangi beberapa gugusan pulau di sisi utara Belitung dalam satu hari. Titik start dan finish wisata ini berada di Tanjung Kelayang. Dari sini wisatawan akan mulai perjalanan dengan perahu motor ke beberapa pulau kecil di luar Belitung.

Selama island hopping, ada beberapa panorama menarik yang bisa dinikmati. Ikon wisata Belitung, batu garuda yang merupakan pulau berbatu dengan gugusan batu membentuk kepala garuda bisa dinikmati selama perjalanan berperahu. Pulau pertama yang dikunjungi dalam trip antar pulau ini adalah pulau Lengkuas.

Advertisement

Ogut, warga asli Belitung yang berprofesi sebagai pemandu wisata mengatakan nama Lengkuas di pulau itu sebenarnya bukan karena ditemukan hutan lengkuas. Namun merupakan istilah yang berkembang dari terpelesetnya lidah warga setempat dalam menyebut kata lighthouse yang berarti mercusuar.

“Jadilah lighthouse sebagai lengkuas. Di pulau itu memang ada mercusuar yang sudah ada zaman belanda,” kata dia.

Mercusuar yang dibangun tahun 1882 di pulua itu bukan sekadar hiasan. Sampai sekarang tiap malam lampu suarnya masih dinyalakan untuk membantu navigasi para pelaut. Di siang hari wisatawan boleh juga menaikinya dengan membayar Rp5.000.

Ada 18 lantai yang harus didaki sebelum sampai di balkon puncak mercusuar setinggi 70 meter ini. Dari atas, sekeliling pulau Lengkuas serta beberapa pulau lain bisa tampak jelas. Daratan Belitung juga tampak meski tak terlihat utuh.

Advertisement

Pantai pulau Lengkuas terbilang sempurna untuk menikmati suasana debur ombak yang tenang. Pantai yang landai dengan air biru transparan membuat panoramanya semakin memukau mata. Asiknya lagi pulau ini tak terlalu ramai sehingga wisatawan bebas saja ingin menjelajah atau bermain di hamparan pasir putihnya.

Tak jauh dari Lengkuas, ada sebuah spot snorkeling yang juga populer. Kondisi terumbu karangnya masih cukup terjaga dan menjadi tempat tinggal ribuan ikan aneka warna. DI titik ini, perahu yang membawa wisatawan biasanya akan membuang jangkar untuk membiarkan penumpangnya menikmati keindahan bawah laut.

Pulau Lengkuas dan spot snorkelingnya bisa dibilang klimaks dari wisata island hopping. Setelahnya wisatawan bebas memutuskan apakah akan mampir ke pulau lain untuk sekadar berfoto dan berjalan-jalan atau memutuskan kebali ke Tanjung Kelayang. Bila masih ingin menyambangi pulau lain, maka ada pulau Kepayang, Pulau batu Berlayar serta Pulau Pasir yang masing-masing menawarkan keunikan tersendiri.

Wisata luar ruang Belitung tak melulu pantai. Salah satu yang belaakngan populer adalah danau Kaolin, sebuah danau yang muncul akibat bekas penambangan kaolin, material pembuat keramik, yang terisi air.

Advertisement

Di satu sisi wisata di danau ini memang menawarkan suasana yang unik. Daratan yang serba putih dengan air danau berwarna biru cerah. Sepintas mirip dengan kawah putih di Bandung. Bedanya kawah Putih terjadi karena fenomena alam, danau Kaolin terjadi karena bekas aktivitas penambangan.

Apapun alasan terbentuknya, danau ini memang menarik. Tak heran banyak juga calon pengantin yang memutuskan mengambil lokasi ini sebagai latar belakang pemotretan pra pernikahan mereka.


Siap Dana Untuk Sewa

Belitung punya semua kualitas wisata alam yang ditawarkan Bali. Pantai berarus tenang, mentari khas tropis, gugusan terumbu karang yang terjaga serta pasir putih yang lembut bisa ditemui. Namun jangan bandingkan kepadatan Belitung dengan Bali.

Kontras dengan Bali yang selalu dipadati wisatawan, Belitung adalah destinasi wisata kepulauan yang lengang. Pulau seluas 4.800 kilometer persegi ini hanya memiliki kepadatan penduduk sekitar 258 jiwa/km2. Saking jarangnya penduduk, pemerintah kabupaten setempat merasa hanya perlu memasang lampu lalu lintas di empat persimpangan. Maklum saja, volume kendaraan yang berseliweran tebrilang masih bisa ditangani tanpa traffic light.

Pemandangan matahari tenggelam di Tanjung Tinggi, Belitung (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Advertisement

Kondisi jalanan menuju tempat-tempat wisata pun bebas macet dengan jalanan yang sudah terbangun mulus dan rapi. Kondisi itu menjadi tujuan ideal bagi wisatawan yang ingin menikmati sepenuhnya lokasi wisata yang dikunjungi tanpa harus berdesakan atau terjebak kemacetan kala menuju sebuah destinasi.

Kekurangan pulau mungil dengan sejuta pesona ini hanya satu: tak banyak pilihan angkutan umum untuk menjelajahinya. Kepala Dinas Perhubungan Komuinikasi dan Informatika Kabupaten Belitung, Ayo Thamrin mengatakan mereka hanya memiliki 20 unit angkutan kota. Itu pun hanya beroperasi sejak pukul 5-8 pagi. Selain itu ada angkutan perintis berupa bus Damri sejumlah 6 unit yang menuju beberapa lokasi penting di Belitung.

“Kalau untuk menejelajah opsi paling nyaman ya sewa mobil atau motor,” kata dia.

Untuk sewa mobil, tarifnya sekitar Rp250ribu per hari. Sementara sewa motor biasanya dipatok Rp50.000 per hari. Nominal itu belum termasuk bahan bakar dan sopir. Mengendarai sendiri kendaraan di Belitung pun relatif anti-nyasar. Di setiap persimpangan dengan mudah ditemukan papan penunjuk jalan yang memberikan informasi secara rinci. Jalanannya pun tak banyak halangan sehingga yang baru pertama kali ke pulau ini pun bisa menuju satu titik ke titik lainnya.

Kendala lain sebagai efek samping wisata yang tenang ini adalah belum adanya moda penyeberangan antar pulau yang beroperasi rutin seperti di Lombok. Satu-satunya cara untuk menyeberang adalah mencarter perahu yang siap mengantar untuk island hopping, berpindah ke beberapa pulau dalam sehari. Biayanya mulai dari Rp450.000.

Walau relatif mahal, biaya itu bisa diakali dengan mencari teman seperjalanan. Satu perahu bisa menampung 10-15 penumpang sehingga biaya patungan bisa semakin terjangkau.

Ogut, warga asli Belitung yang berprofesi sebagai pemandu wisata mengatakan tak perlu khawatir soal keamanan. Belitung menurutnya terbilang aman dari berbagai kasus kriminalitas. Bukti nyatanya, warga perkotaan masih bisa dengan santainya meninggalkan kunci kendaraan dalam posisi tergantung saat memarkirkan kendaraan.

“Siapa juga yang mau nyuri, ibaratnya semua di sini kan saling kenal,” ujarnya berseloroh.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif