Soloraya
Sabtu, 2 April 2016 - 09:25 WIB

UJIAN NASIONAL 2016 : 658 Dus Soal Tiba di Disdik Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pekerja mengangkat tumpukan dus berisi soal UN dari truk ke aula Disdik Sragen, Sabtu (2/4). Soal UN itu dicocokkan dengan kebutuhan sekolah dan akan didistribusikan ke subrayon, Minggu (3/4/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Ujian nasional 2016 di Sragen akan diikuti sedikitnya 11.857 siswa.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 658 dus berisi soal ujian nasional (UN) berbasis kertas tiba di Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen, Sabtu (2/4) pukul 06.00 WIB. Soal tersebut akan digunakan 11.857 siswa dari 94 sekolah jenjang SMA/MA/SMK/SMALB/paket C pada UN berbasis kertas pada Senin (4/4/2016) .

Advertisement

Ratusan dus soal UN tersebut diangkut dengan truk berpelat nomor L 8480 AS. Kedatangan soal UN diterima Ketua Panitia UN 2016 Disdik Sragen, Suwardi, didampingi para pejabat dari Kementerian Agama (Kemenag) Sragen, dan instansi terkait. Aparat dari Polres Sragen dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga ikut mengawal penerimaan soal UN itu.

Mulai pukul 07.00 WIB, pintu truk bagian belakang yang disegel dibuka oleh Kabid Pendidikan Menegah Disdik Sragen Hadi Sutopo dan Suwardi yang juga Sekretaris Disdik Sragen. Pembukaan segel dan pintu truk disaksikan sejumlah pihak yang hadir. Dus berisi lembaran soal diangkut ke dalam aula Disdik dan disesuaikan dengan subrayon dan sekolahnya.

“Setelah dicocokan semua, soal UN itu akan disimpan di Disdik Sragen selama sehari semalam. Mulai Minggu (3/4/2016) pukul 07.00 WIB, soal UN langsung didistribusikan ke empat subrayon, yakni di SMAN 1 Gemolong, SMAN 2 Sragen, SMK Sakti Gemolong, dan SMKN 1 Kedawung. Soal-soal itu untuk UN mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan IPA,” ujar Suwardi saat ditemui wartawan, Sabtu pagi.

Advertisement

Suwardi mengatakan ada sembilan SMA/SMK yang menggelar UN berbasis komputer (UNBK), yakni SMAN 1 Sragen, SMA Muhammadiyah 1 Sragen, SMKN 1 Sragen, SMKN 2 Sragen, SMKN 1 Miri, SMKN 1 Sambirejo, SMK Muhammadiyah 2 Sragen, SMK Bina Wiyata, dan SMK Sukowati. Soal untuk sekolah UNBK, kata dia, langsung diunduh langsung saat pelaksanaan UN karena masing-masing peserta UNBK memiliki password atau kata kunci
sendiri.

Semula ada 10 sekolah yang menggelar UNBK, selain sembilan sekolah tersebut ada SMA Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) Gemolong. Suwardi menjelaskan setelah 10 sekolah diverifikasi dari tim pusat, provinsi, dan kabupaten ternyata SMA SBBS Gemolong tidak bisa menggelar UNBK 2016. Dia mengatakan sistem pengawasannya hampir sama dengan UN berbasis kertas. Dia akan melibatkan 1.316 orang untuk mengawasi proses UN 2016. Kebutuhan komputer per sekolah peserta UNBK itu, terang dia, terdiri atas 1/3 dari jumlah peserta UNBK plus 10% dari jumlah siswa.

“Kalau siswanya 300 orang, ya kebutuhan komputernya 100 unit plus 30 unit yang hidup. Kami sudah berkoordinasi dengan PT PLN. Dari pihak PLN berani menjamin selama proses UN jaringan listrik tidak padam. Untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sekolah peserta UNBK sudah menyiapkan genset,” tambah dia.

Advertisement

Sementara, warga di Dukuh Brakbunder, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen mengeluhkan jaringan listrik sering padam selama tiga hari terakhir. Ketua RT 010 Dukuh Brakbunder, Sri Wahono, mengatakan listrik selalu padam setiap Magrib hingga habis Isya. Matinya jaringan listrik itu, bagi dia, menganggu aktivitas belajar siswa untuk menghadapi UN.

“Pemadaman listrik itu tanpa ada pemberitahuan lebih dulu. Ya, mudah-mudahan saat pelaksanaan UN pekan depan tidak padam. Mestinya PLN bisa perhatian dengan para siswa SMA yang membutuhkan penerangan untuk membantu belajar,” ujar Sri.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif