Jogja
Sabtu, 2 April 2016 - 01:40 WIB

POTENSI ANGIN KENCANG : Diprediksi Berlangsung Hingga Pertengahan April

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi angin kencang (JIBI/Solopos/Dok.)

Wilayah Jawa dan Sumatera memasuki fase Madden Julian Oscillation (MJO).

 

Advertisement

 

 

Harianjogja.com, SLEMAN– Masyarakat diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana angin kencang. Pasalnya potensi bencana angin kencang meningkat memasuki April.
Koordinator Stasiun Klimatologi dan Radar Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja, Joko Budiyono mengatakan saat ini wilayah Jawa dan Sumatera memasuki fase Madden Julian Oscillation (MJO). Dampak dari MJO tersebut, katanya, dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh peningkatan suhu di atas permukaan laut di perairan Selatan Jawa. “Banyaknya penguapan yang terjadi berdampak pada terbentuknya awan hujan,” kata Joko, Jumat (1/4/2016).
Pembentukan awan selama musim pancaroba, sambung Joko, berpotensi membentuk awan kumulonimbus atau awan tumpukan hujan besar disertai petir. Kondisi tersebut diprediksi terjadi hingga pertengahan April ini. “Sebabnya, Mei diprediksi masuk musim kemarau. Ada kecenderungan terjadi cuaca ekstrim selama pancaroba, termasuk sambaran petir hingga mencapai permukaan tanah,” ujarnya.
Joko mengingat, posisi awan kumulonimbus umumnya berada di ketinggian di bawah 2.000 meter. Awan jenis ini cenderung mengalami pertumbuhan secara vertikal. Artinya, wilayah lereng pegunungan seperti Merapi paling berpotensi membentuk awan kumulonimbus.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Julisetiono Dwi Wasito mengatakan cuaca ekstrim seringkali terjadi setelah pertengahan hari. Hal itu ditandai perubahan cuaca secara mendadak. Dari cuaca cerah panas menjadi mendung pekat. “Kemudian disusul dengan hujan deras. Intensitasnya tinggi dalam beberapa jam. Muncul pula angin kencang dan petir,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, ujarnya, menyiapkan dana Rp5 milyar untuk menghadapi bencana di tahun 2016. Anggaran itu berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Selain untuk kedaruratan bencana, baik perbaikan infrastruktur maupun logistik, dana itu juga untuk memberikan bantuan dan santunan bagi korban bencana.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif