Jogja
Jumat, 1 April 2016 - 17:55 WIB

UN 2016 : Tak Ada Soal Cadangan, Bagaimana Jika Kurang?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

UN 2016 untuk Ujian Nasional Paper Based Test (UN PBT) jenjang Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA) tidak menyediakan cadangan soal

Harianjogja.com, JOGJA-Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (Disdikpora DIY) tidak menyediakan cadangan soal untuk Ujian Nasional Paper Based Test (UN PBT) jenjang Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA).

Advertisement

Kepala Bidang Perencanaan dan Standardisasi Disdikpora DIY Suroyo di halaman Gedung Olahraga Amongrogo menerangkan, soal yang disediakan sudah dipaket per sekolah dan per ruang yang ada.

Meskipun tidak ada soal yang khusus dipersiapkan sebagai cadangan, Disdikpora telah memiliki teknik tersendiri dalam memenuhi kebutuhan soal yang rusak atau kurang, di suatu sekolah.

“Kalau di satu ruang terjadi kekurangan soal, maka mengambil sisa soal dari ruang lainnya. Apabila di sekolah tidak ada soal sisa, maka sekolah dapat meminta dari sekolah lain yang terdekat,” ungkapnya, di sela serah terima paket soal UN tingkat SMA/SMK/MA dari percetakan ke Disdikpora DIY, pada Kamis (31/3/2016).

Advertisement

Sementara itu, Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan, pada UN 2016 kali ini, soal yang diserahterimakan hanya berjumlah dua kontainer, berbeda dengan tahun lalu yang berjumlah enam armada kontainer.

Hal ini dikarenakan sudah semakin banyak sekolah yang memilih melaksanakan UN dengan sistem Computer Based Test (CBT). Ribuan paket soal ini didrop ke Disdikpora DIY untuk kemudian dibagikan kepada masing-masing Kelompok Kerja (Pokja) se-DIY, serentak pada 2 April 2016 mendatang.

Aji menerangkan, terkait antisipasi berbagai kemungkinan saat pelaksanaan UN, Disdikpora telah berkoordinasi dengan percetakan, agar mereka memiliki ‘gudang berjalan’, yang stand by berada di kantor Disdikpora DIY.

Advertisement

‘Gudang berjalan’ ini diharapkan bisa mengantisipasi apabila terjadi soal yang salah, tertukar program keahlian [untuk SMK], atau kekurangan soal, setelah amplop paket soal terbuka.

Selain itu ada beberapa hal, yang membedakan antara proses produksi dan teknik packaging [proses pemberian paket]. Pertama, soal pada UN tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Pada UN kali ini, master soal dari tim penyusun soal, langsung diserahkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke percetakan. Tidak lagi diserahkan terlebih dahulu kepada panitia di daerah.

Advertisement
Kata Kunci : Ujian SMA UN 2016
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif