Soloraya
Jumat, 1 April 2016 - 04:25 WIB

MAKANAN POKOK : Bisa Gantikan Gandum, Ini Kelebihan Sorgum

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Syafrudin saat melakukan penelitian tanaman sorgum di Wonogiri, Januari 2015 lalu. (Mariyana Ricky P.D./JIBI/Solopos)

Makanan pokok sebagian besar masyarakat adalah nasi dari beras. Padahal banyak jenis makanan yang bisa dijadikan alternatif lain.

Solopos.com, WONOGIRI – Jarangnya penggunaan sorgum sebagai pengganti makanan pokok, membuat seorang alumnus lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Muhammad Syafruddin berniat melakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan Januari 2015 itu dilakukan di Wonogiri, salah satu wilayah yang memiliki sejumlah petani sorgum.

Advertisement

Sorgum atau masyarakat Jawa menyebutnya sebagai canthel atau jagung canthel beberapa dekade lalu pernah menjadi makanan pengganti nasi.

“Saya berkunjung ke Dinas Pertanian Wonogiri untuk menanyakan komoditas pangan apa saja yang ada di Wonogiri. Kemudian saya menemukan salah satu komoditas, yakni sorgum. Sorgum sudah lama tidak menjadi makanan pokok karena swasembada beras. Lahan sorgum di Wonogiri dialihkan menjadi sawah padi,” kata dia kepada solopos.com, Minggu (27/3/2016).

Advertisement

“Saya berkunjung ke Dinas Pertanian Wonogiri untuk menanyakan komoditas pangan apa saja yang ada di Wonogiri. Kemudian saya menemukan salah satu komoditas, yakni sorgum. Sorgum sudah lama tidak menjadi makanan pokok karena swasembada beras. Lahan sorgum di Wonogiri dialihkan menjadi sawah padi,” kata dia kepada solopos.com, Minggu (27/3/2016).

Lokasi penelitian dilakukan di lima kecamatan yakni Pracimantoro, Giritontro, Batuwarno, Eromoko, dan Wuryantoro. Kelima wilayah tersebut didasarkan pada pendataan Badan Pusat Statistik (BPS).

“Dua kecamatan mendominasi penelitian yakni Pracimantoro dan Wuryantoro,” ungkapnya. Berdasarkan hasil penelitian, Syafruddin menyebut sorgum termasuk tanaman serelia yang memiliki banyak potensi dan kelebihan. Di antaranya cukp toleran terhadap kekeringan dan hama tanaman.

Advertisement

Syafruddin menyampaikan biji sorgum merupakan bahan berbasis tepung, sehingga dapat menggantikan gandum yang seluruhnya impor. Sementara, daun dan batang sorgum bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

“Jadi petani tetap dapat menanam sorgum di lahan kering. Tidak perlu perawatan tetapi dapat menghasilkan,” ujar dia. Kelebihan lain, sambung Syafruddin, risiko gagal panen juga kecil.

Lewat penelitian tersebut, dia mendapati kearifan lokal yang sudah dilakukan petani sorgum. Kearifan lokal itu yakni tanaman sorgum rupanya dapat mengairi sorgum lainnya.

Advertisement

“Misal dalam satu lubang tanam ditanami 5 sorgum dan ketika sorgum tumbuh sekitar 30 sentimeter. Sesudah itu tiga batang sorgum tersebut dipotong, maka akan keluar air untuk mengairi tanaman lain,” jelasnya.

Ihwal kandungan nutrisi, sorgum mengandung protein tertinggi dibanding tanaman pangan lain di Wonogiri. Sorgum juga mempunyai kandungan air, karbohidrat, lemak, dan kalori yang tidak kalah dibanding tanaman pangan lain. Sehingga, sorgum dapat menjadi bahan baku olahan atau makanan penggantu yang berbasis tepung.

“Sorgum juga bisa digunakan sebagai bahan baku etanol. Tanaman ini memiliki akumulasi karbohidrat terfermentasi (FC) lebih banyak. Peluang bagi wonogiri untuk mengembangkan sorgum dengan membangun pabrik pembuatan bahan baku etanol atau gudang pakan ternak atau sebagai bahan ekspor nonmigas terbuka lebar. Tidak perlu dijual ke investor luar negeri. Pemerintah bisa mengembangkan peluang ini sendiri,” ujarnya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif