Jateng
Kamis, 31 Maret 2016 - 05:50 WIB

PEREKONOMIAN JATENG : Catatkan 5,44%, Pertumbuhan Ekonomi Jateng Diklaim Ganjar Ungguli Nasional

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. (JIBI/Solopos/Antara/Oky Lukmansyah)

Perekonomian Jateng pada 2015 lalu, diklaim Gubernur Ganjar Pranowo tumbuh 5,44% atau lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi nasional.

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyatakan perekonomian Jateng pada 2015 lalu tumbuh 5,44% atau lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 4,79%. Perekonomian Jateng yang tumbuh 5,44% pada 2015 itu, sambung Ganjar  juga lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian ekonomi Jateng pada 2014 yang hanya 5,28%.

Advertisement

“Lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian Jateng 2015 yakni kategori industri pengolahan sebesar 35,25%,” kata Ganjar saat menyampaikan Pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jateng Akhir Tahun Anggaran 2015 pada Rapat Paripurna DPRD Jateng, Selasa (29/3/2016).

Setelah kategori industri pengolahan, menyusul kemudian kategori pertanian dengan pertumbuhan 15,53%, serta kategori perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil, dan sepeda motor yang tumbuh 13,32%. “Secara keseluruhan ketiga kategori tersebut mempunyai kontribusi sebesar 64,10% terhadap produk domestik bruto Jateng,” ujar gubernur.

Inflasi Rendah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Jawa Tengah atas dasar harga berlaku, pada 2015 senilai Rp30,02 juta, meningkat 8,79% dibandingkan PDRB per kapita 2014 yang nilainya hanya Rp27,59 juta. Sedangkan laju inflasi 2015, sambung Ganjar, sebesar 2,73% lebih rendah daripada inflasi nasional yang mencapai 3,35%, juga lebih rendah dibandingkan inflasi Jateng 2014 yang tercatat 8,22%.

Advertisement

Ganjar menyebutkan inflasi pada masing-masing kelompok komoditas, yakni tertinggi pada kelompok bahan makanan yang mencapai 4,53%, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang mencapai 4,92%. “Disusul kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 2,27%, kelompok sandang sebesar 2,39%, kelompok kesehatan sebesar 3,40%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga  sebesar 4,31%, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -2,30%,” beber Gubernur Ganjar Pranowo.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif