Jateng
Kamis, 31 Maret 2016 - 19:50 WIB

KULINER SEMARANG : 30 Tusuk Sate Ayam Plus Lontong Rp180.000, Netizen Anggap Coreng Citra PKL Semarang…

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warung sate ayam di Jl. Gajahmada, Kota Semarang yang menjadi gunjingan netizen Group Facebook MIK Semarang gara-gara pedagangnya menetapkan harga gila-gilaan. (Facebook.com-Media Informasi Kota Semarang)

Kuliner Semarang, sate ayam yang dijual di Jl. Gajahmada, Kota Semarang jadi gunjingan netizen Group Facebook MIK Semarang. Konon harganya spektakuler.

Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com

Advertisement

Semarangpos.com, SEMARANG – Kuliner Semarang sate ayam yang harganya mencapai Rp180.000 untuk 30 tusuk sate ayam plus lontong dan tiga minuman teh botol menjadi bahan perbincangan para netizen Group Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar).

“Jangan pernah makan di sini ya guys! Be ware banget sumpah! Makan sate 30 tusuk, satu lontong, dan teh botol tiga, 180.000 pak! Cari mati sungguh. Kampret,” tulis pengguna akun Facebook Esther Sonia Sutedjo menyertai foto warung sate pedagang kaki lima (PKL) di Jl. Gajahmada, Semarang yang dibagikan pengguna akun Facebook Bunda Rania Noor di Group Facebook MIK Semar, Senin (28/3/2016) malam.

Advertisement

“Jangan pernah makan di sini ya guys! Be ware banget sumpah! Makan sate 30 tusuk, satu lontong, dan teh botol tiga, 180.000 pak! Cari mati sungguh. Kampret,” tulis pengguna akun Facebook Esther Sonia Sutedjo menyertai foto warung sate pedagang kaki lima (PKL) di Jl. Gajahmada, Semarang yang dibagikan pengguna akun Facebook Bunda Rania Noor di Group Facebook MIK Semar, Senin (28/3/2016) malam.

Bunda Rania Noor pun mengomentari tulisan Esther Sonia Sutedjo tersebut dengan meminta pihak terkait untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang nakal tersebut. “Tolong dong dinas terkait bisa bantu menertibkan PKL-PKL nakal kayak gini. Keluhan-keluhan kayak gini juga udah sering terdengar,” tulisnya.

Rusak Citra Semarang
Lebih lanjut pengguna akun Facebook Bunda Rania Noor menulis, ”Coba contoh Malioboro Jogja dulu sering dapat komplain, tapi di respon pemda/pemkot setempat. Sekarang semua PKL-nya wajib memberikan menu + harganya. Jadi mahal murah sudah diketahui sebelum makan. Kalo tidak kasih harga, bila – konsumen komplain karena harga yang tidak wajar maka PKL tersebut mendapat sangsi/denda. Hal tersebut justru sangat efektif menaikkan pendapatan PKL dan menurunkan tingkat komplain konsumen. Wisata kulinernya pun juga ikut terangkat.”

Advertisement

“Merusak citra PKL Semarang aja. Bikin malu aja kalau ada orang luar Semarang yang berkunjung,” tulis pengguna akun Facebook Anjar Putune Mbah Fatimah.

”Pedagang yang kayak gini bikin kapok pembeli, paling cukup sekali saja,” tulis pemilik akun Facebook Lucky Lee.

Malam Makin Mahal
Menurut pengguna akun Facebook Aris Susanto, harga sate ayam di Jl. Gajahmada Semarang memang mahal. ”Wah kalo sate di Jl. Gajahmada memang begitu harganya, semakin malam semakin gila ngentelnya [harga tidak wajar]. Biasakan tanya dulu jika di menu tidak ada harga,” sarannya.

Advertisement

”Kebiasaanku yen tuku neng  [kalau beli di] Jl. Gajahmada takon sek regane [tanya dulu harganya], kalau satene di atas Rp15.000 ora tak tuku [tidak saya beli]. Haha, untung di sebelah sate Padang harganya Rp15.000. Rp20.000 dengan lontong, es teh, plus parkir,” tulis pemilik akun Facebook Ronny Luigi Buffon berbagi pengalaman.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif