Jogja
Kamis, 31 Maret 2016 - 06:20 WIB

BPJS KETENAGAKERJAAN : UMKM Disasar, 3.000 Peserta Baru Ditarget

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas BPJS melayani tenaga kerja. (JIBI/Bisnis/Dok)

BPJS Ketenagakerjaan juga menyasar UMKM

Harianjogja.com, JOGJA-Tahun ini Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mulai menyasar kepesertaan dari kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ditargetkan tahun ini mampu menjaring hingga 3.000 UMKM.

Advertisement

Kepala BPJS Ketenagakerjaan daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Moch. Triyono menyampaikan, pelaku UMKM sangat berpotensi menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Pasalnya, banyak masyarakat yang bekerja di sektor mikro namun mereka tidak memiliki jaminan sosial.

“Kalau bekerja di sektor kecil, modal kecil lalu kecelakaan, siapa yang akan modali? Lebih baik serahkan ke kita [BPJS Ketenagakerjaan],” ajak Triyono, Rabu (30/3/2016) siang.

Menurutnya, iuran yang harus dibayarkan termasuk murah. Untuk Jaminan Kecelakaan Kerja, peserta hanya perlu membayarkan 0,24% dari gaji. Untuk Kota Jogja yang besaran Upah Mimimum Regional (UMR) Rp1,452 juta, peserta cukup membayarkan Rp3.485 per bulan.

Advertisement

Dengan biaya yang terjangkau ini, Triyono berharap kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan semakin meningkat.

“Kami hanya ingin membantu para pengusaha kecil fokus pada usahanya. Fokus pada produk dan pemasaran. Kalau ada kecelakaan, ibaratnya sudah dijual ke BPJS. Sudah kami yang handle,” ujar dia.

Kalaupun tida bisa memenuhi empat program yang ditawarkan BPJS Ketenagakerjaan yakni Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian, dan Kaminan Pensiun, pelaku UMKM bisa mengikuti dua program saja, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.

Advertisement

Untuk menjaring kepesertaan dari UMKM, BPJS Ketenagakerjaan akan menggandeng Dinas UKM dan Koperasi DIY dan juga Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang sudah terbiasa bersentuhan dengan sektor usaha mikro kecil.

Selema ini, ia mengakui BPJS Ketenagakerjaan terlalu asyik menjaring peserta dari usaha menengah atas. Hingga saat ini sudah ada 4.400 perusahaan yang bergabung menjadi peserta. Sementara dari kalangan UMKM belum terdata.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif